PALANGKA RAYA – Keceriaan anak-anak yang bermain layang-layang ternyata menyimpan risiko besar terhadap keselamatan penerbangan, khususnya di sekitar jalur pendekatan menuju Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya. Aktivitas yang tampak sederhana tersebut kini menjadi perhatian serius otoritas navigasi penerbangan.
General Manager AirNav Palangka Raya, Hermawansyah, menegaskan bahwa area dalam radius 15 kilometer dari bandara, khususnya pada jalur pendekatan pesawat, merupakan zona terlarang untuk aktivitas seperti bermain layang-layang. “Kami tidak melarang anak-anak bermain layang-layang, tetapi mereka harus tahu zona yang dilarang. Di area jalur pesawat, jika benangnya tersangkut ke badan atau mesin, bisa membahayakan penerbangan,” ujarnya kepada awak media, Jumat (25/7/2025).
Ia menekankan bahwa keberadaan layang-layang di wilayah tersebut bukan hanya mengganggu visual pilot, tetapi juga bisa berakibat fatal jika benangnya—terutama jenis gelasan atau kawat—mengenai bagian vital pesawat seperti roda pendarat atau sayap. “Fase pendekatan akhir adalah tahap paling krusial. Pesawat dalam posisi rendah dan kecepatannya menurun. Gangguan sekecil apa pun bisa berdampak besar. Jika pilot terpaksa melakukan go around, maka jadwal terganggu, bahan bakar terbuang, dan risiko kelelahan meningkat,” jelasnya.
AirNav Palangka Raya, menurut Hermawansyah, telah melakukan berbagai upaya sosialisasi, termasuk menyasar beberapa sekolah dasar yang berada di sekitar kawasan rawan. Namun, jangkauan sosialisasi tersebut masih terbatas. “Kami sudah sosialisasi ke beberapa SD, terutama yang berada di dekat jalur pesawat. Tapi belum semua terjangkau. Ini tidak bisa hanya dibebankan ke AirNav, perlu kerja sama semua pihak,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah daerah, kelurahan, RT/RW, hingga para guru dan orang tua, untuk terlibat aktif dalam mencegah potensi bahaya tersebut. Edukasi sejak dini dinilai menjadi kunci utama. “Kalau anak-anak tahu bahayanya dan orang tua mendukung, kita bisa mencegah dari awal. Kami ingin ruang udara tetap aman, tapi juga tidak ingin menghilangkan ruang bermain mereka,” pungkasnya.
Dengan sinergi semua pihak, kesenangan anak-anak tetap bisa dilestarikan tanpa mengabaikan keselamatan penerbangan. Langit Palangka Raya seharusnya menjadi ruang yang aman bagi semua—baik untuk layang-layang yang ingin terbang tinggi maupun pesawat yang hendak mendarat dengan selamat. []
Redaksi10
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan