JAKARTA – Penyelidikan terhadap kematian diplomat Kementerian Luar Negeri Arya Daru Pangayunan kembali mencuat setelah pihak kepolisian mengungkap sejumlah temuan baru yang berkaitan dengan kondisi jasad korban. Tim forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), yang menangani autopsi, menyebutkan adanya sejumlah luka memar pada tubuh Arya Daru, terutama pada bagian lengan.
Dokter forensik RSCM, Yoga Tohjiwa, menyatakan bahwa ditemukan dua memar pada lengan atas kanan serta dua memar lainnya pada lengan bawah kanan korban. “(Luka di) anggota gerak atas kanan akibat kekerasan (benda) tumpul,” ujar Yoga dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa, 29 Juli 2025.
Menurut Yoga, luka-luka tersebut kemungkinan muncul akibat benturan saat Arya Daru mencoba memanjat pagar pembatas. “Ada kegiatan untuk memanjat tembok, itu yang dapat menyebabkan adanya memar pada lengan kanan atas,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Wira Satya Triputra, mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan rekaman CCTV, Arya Daru terlihat sempat naik ke rooftop gedung Kementerian Luar Negeri pada malam sebelum ditemukan meninggal dunia. “Korban berada di rooftop gedung Kemlu pada pukul 21.43 WIB. Keberadaan korban di rooftop kurang lebih selama 1 jam 26 menit,” jelas Wira.
Dalam durasi tersebut, menurut Wira, Arya Daru terlihat beberapa kali mencoba melompati pagar setinggi 150 sentimeter. “Ada saat-saat korban mencoba menaikkan badannya lebih tinggi dari pagar pembatas (meloncat),” tutur Wira.
Wira menjelaskan bahwa dalam upaya pertama, Arya berhasil mencapai bagian atas pagar sejajar dengan ketiaknya, namun gagal melampaui pembatas. Ia kembali mencoba, dan kali ini tubuhnya sudah hampir melampaui pusar, tetapi tetap tidak berhasil.
Arya Daru akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di kamar kos nomor 105 Guest House Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. Jasadnya ditemukan sekitar pukul 08.00 WIB oleh penjaga tempat tinggal. Kepala korban dalam kondisi terbalut lakban, sementara tubuhnya tertutup selimut di atas tempat tidur.
Menanggapi pernyataan polisi mengenai dugaan bunuh diri, keluarga Arya menyatakan keraguannya. Kakak ipar korban, Meta Bagus, mengatakan bahwa keluarga tidak percaya Arya memiliki niat seperti itu. “Pengamatan kami terhadap yang bersangkutan bertahun-tahun, kami meyakini jika almarhum tidak seperti itu (berniat melakukan bunuh diri),” ungkap Meta di Yogyakarta, Selasa, 29 Juli 2025.
Polisi juga menyebut telah menemukan jejak korespondensi dalam bentuk surat elektronik yang dikirim Arya Daru ke sebuah lembaga yang menangani isu kesehatan mental. Dalam surel tersebut, Arya disebut-sebut sempat mengutarakan hal-hal yang berkaitan dengan keinginan mengakhiri hidup. Meski demikian, pihak keluarga menolak mengomentari lebih jauh. “Kalau namanya konsultasi ya itu mengenai berbagai macam hal, terkait materi itu saya rasa merupakan hal pribadi, kami tidak bisa mengomentari itu,” ujar Meta.
Saat ini, penyelidikan oleh Polda Metro Jaya masih terus berlangsung guna mengungkap secara menyeluruh penyebab kematian diplomat muda tersebut.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan