Kabut Asap Meluas, Kubu Raya Tetap Gelar Sekolah Tatap Muka

KUBU RAYA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya tetap menerapkan kegiatan belajar mengajar secara normal meskipun kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan mulai dirasakan oleh masyarakat. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan bahwa kualitas udara di wilayah tersebut masih berada dalam kategori sedang.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kubu Raya, Syarif Muhammad Firdaus, menyampaikan bahwa meskipun belum ada kebijakan belajar dari rumah, pihaknya tetap mewaspadai dampak kabut asap terhadap kesehatan peserta didik. Ia mengakui bahwa keluhan dari warga, termasuk anak-anak, mulai muncul, terutama terkait iritasi mata dan gangguan pernapasan.

“Belum diberlakukan belajar di rumah, karena kondisi berbahaya belum menyeluruh sepanjang hari,” ujar Firdaus, Jumat (01/08/2025).

Sebagai langkah antisipasi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah mengimbau seluruh sekolah di Kubu Raya untuk membatasi aktivitas luar ruangan. Sekolah juga diminta tidak menambahkan jam pelajaran di luar jadwal inti. Selain itu, dalam waktu dekat, dinas akan mengirimkan surat edaran yang menganjurkan penggunaan masker oleh siswa, guru, dan tenaga kependidikan selama beraktivitas di lingkungan sekolah.

Sementara itu, Bupati Kubu Raya Sujiwo menanggapi isu kabut asap dengan menyatakan bahwa mayoritas asap yang menyelimuti wilayahnya bukan berasal dari kebakaran di Kubu Raya, melainkan kiriman dari daerah sekitar. Ia menyebutkan bahwa jumlah titik panas di wilayahnya relatif sedikit.

Namun, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Kubu Raya justru tercatat sebagai daerah dengan lahan terbakar ketiga terluas di Kalimantan Barat, mencapai 169,12 hektare dalam kurun Januari hingga Juni 2025. Fakta ini memunculkan perbedaan pandangan antara data pemerintah pusat dan pernyataan pemerintah daerah.

Sujiwo juga menjelaskan bahwa penetapan status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan di wilayahnya dilakukan bukan semata karena tingkat keparahan kebakaran, tetapi mempertimbangkan keberadaan objek vital, salah satunya Bandara Internasional Supadio. Menurutnya, gangguan terhadap bandara tersebut harus dihindari karena berpotensi mengganggu mobilitas masyarakat dan kegiatan ekonomi.

Meski kebijakan kegiatan belajar masih berjalan seperti biasa, perhatian masyarakat terhadap dampak kabut asap terhadap kesehatan anak-anak terus meningkat. Situasi ini menuntut kewaspadaan dan respons cepat dari seluruh pihak, agar keselamatan peserta didik tetap menjadi prioritas utama di tengah ancaman bencana ekologis yang kian nyata.[]

Admin05

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com