BANJARBARU – Kementerian Lingkungan Hidup bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) menyatakan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama musim kemarau berlangsung.
Hal ini ditegaskan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Hanif Faisol Nurofiq, dalam rapat koordinasi pengendalian karhutla yang digelar Pemprov Kalsel di Ballroom Hotel Novotel Banjarbaru, Kamis (7/8/2025).
Hanif mengungkapkan, berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Kalimantan Selatan dalam satu hingga dua hari ke depan berada dalam kondisi rawan kebakaran. “Sebagaimana diprediksi BMKG bahwa pada satu dua hari ke depan posisi di Kalsel fire danger traffic system pada posisi merah. Artinya kita harus waspada,” ujar Hanif saat diwawancarai usai rapat.
Lebih lanjut ia menyebut, dalam dua hari ke depan modifikasi cuaca atau pembentukan hujan buatan tidak memungkinkan dilakukan karena tidak adanya bibit awan yang mencukupi. Oleh sebab itu, ia meminta seluruh kepala daerah, Forkopimda, serta jajaran gubernur, bupati, dan wali kota untuk mengerahkan dan menyiagakan tim darat secara maksimal. “Penyiagaan tim darat dilakukan dengan sangat agak ketat karena hari itu akan lebih riskan bagi kita semua,” jelasnya.
Meski ada potensi cuaca panas mereda pada pekan depan, BMKG memprediksi bahwa kekeringan akan kembali terjadi hingga tanggal 12 Agustus 2025. Bahkan, di beberapa lokasi musim kemarau diperkirakan masih berlangsung hingga akhir bulan. “Kecuali di Kalsel bagian timur, disampaikan BMKG seperti Kotabaru dan Tanah Bumbu dimungkinkan masih berlangsung sampai di pertengahan September,” ungkap Hanif.
Dengan kondisi tersebut, ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan tim pengendali karhutla yang berada di bawah koordinasi Gubernur Kalsel, Kapolda, dan Danrem untuk tetap sigap dalam upaya mitigasi dan penanggulangan dini.
Pemerintah pusat, tambahnya, juga telah menyiapkan anggaran untuk mendukung operasi modifikasi cuaca jika diperlukan. Hal ini menjadi salah satu langkah antisipasi untuk mempercepat penanganan bencana di wilayah rawan karhutla, tidak hanya di Kalimantan Selatan, tetapi juga di daerah lain yang memiliki tingkat risiko serupa. Operasi modifikasi cuaca, tadi kami sudah menganggarkan yang cukup untuk melakukan operasi modifikasi cuaca di Kalsel, begitu pun wilayah-wilayah lainnya,” pungkas Hanif. []
Redaksi10
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan