Produktivitas Padi Penajam Diharapkan Naik Lewat Program Sumur Bor

PENAJAM PASER UTARA – Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan Timur (Kaltim) memberikan dukungan nyata kepada petani Kabupaten Penajam Paser Utara dengan membangun empat unit sumur bor irigasi. Pembangunan ini diharapkan mampu mengatasi kesulitan petani dalam memperoleh pasokan air untuk pengairan lahan pertanian, terutama saat musim kemarau. “Sumur bor irigasi dibutuhkan menjadi penyeimbang bagi petani dalam menghadapi kesulitan mendapatkan air untuk lahan pertanian,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara, Andi Trasodiharto, di Penajam, Rabu (20/8).

Menurutnya, masyarakat petani di Kecamatan Babulu merupakan kelompok yang paling membutuhkan fasilitas tersebut. Selama ini, mereka kerap menghadapi kendala air ketika musim kemarau tiba, sehingga lahan persawahan tidak dapat diairi dengan optimal.

Pihak BWS Kaltim bergerak cepat dengan membangun empat unit sumur bor irigasi yang kini telah memasuki tahap finalisasi. Salah satu lokasi pembangunan berada di Desa Labangka Barat. Di sana, proses pengeboran telah menghasilkan sumber air, menandakan pengerjaan hampir rampung.

Apabila seluruh sumur bor selesai dibangun, persoalan kelangkaan air yang dialami petani diperkirakan dapat teratasi. Infrastruktur ini juga diharapkan tidak menemui kendala berarti, baik dari segi teknis maupun pembiayaan, sehingga dapat segera dimanfaatkan oleh petani.

Keberadaan sumur bor irigasi diyakini mampu menjadi solusi jangka panjang dalam penyediaan air pertanian. Selain berfungsi sebagai penampung air saat musim kemarau, fasilitas tersebut juga mendukung produktivitas serta keberlanjutan usaha tani di Penajam Paser Utara.

Berdasarkan data Dinas Pertanian, luas lahan pertanian produktif di daerah ini mencapai 14.070 hektare dengan komoditas utama padi. Dalam setahun, petani rata-rata melakukan dua kali panen. Pada 2024, hasil panen padi tercatat sekitar 50.672 ton gabah kering panen (GKP). “Panen padi pada musim tanam pertama 2025 mencapai 24.500 ton GKP, dilakukan upaya untuk mengoptimalkan masa tanam April hingga September 2025, agar hasil panen petani meningkat,” kata Andi Trasodiharto menegaskan.

Dengan adanya sumur bor irigasi ini, pemerintah daerah optimistis hasil pertanian akan meningkat. Hal tersebut bukan hanya berdampak pada kesejahteraan petani, tetapi juga pada ketahanan pangan daerah secara keseluruhan. []

Redaksi10

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com