China Pertimbangkan Stablecoin Yuan untuk Tantang Dominasi Dolar

BEIJING – Pemerintah China dikabarkan sedang mempertimbangkan penerbitan stablecoin berbasis yuan sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi mata uang nasionalnya di kancah internasional. Rencana ini menjadi sorotan karena menandai perubahan pendekatan Beijing terhadap aset digital setelah sebelumnya sempat melarang perdagangan dan penambangan mata uang kripto.

Menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut, Dewan Negara China dijadwalkan meninjau peta jalan penerbitan stablecoin yuan pada akhir bulan ini. “Rencana tersebut akan mencakup target penggunaan yuan di pasar global serta pedoman bagi regulator dalam mengelola risiko,” ujar sumber itu yang enggan disebutkan namanya, dikutip Reuters, Kamis (21/08/2025).

Stablecoin merupakan aset digital yang nilainya dipatok pada mata uang resmi seperti dolar Amerika Serikat atau yuan, dengan tujuan menjaga stabilitas harga. Saat ini, lebih dari 99 persen pasokan stablecoin di dunia masih berbasis dolar. Langkah China menerbitkan stablecoin yuan disebut sebagai upaya untuk menyaingi dominasi dolar di pasar global dan memperluas penggunaan mata uangnya di luar negeri.

China selama ini berupaya menjadikan yuan sebagai salah satu mata uang utama dunia, sejajar dengan dolar dan euro. Namun, ketatnya kebijakan kontrol modal serta besarnya surplus perdagangan justru menjadi penghalang dalam proses internasionalisasi yuan. Dalam kondisi tersebut, penerbitan stablecoin dianggap sebagai alternatif yang lebih fleksibel.

“Stablecoin yuan lepas pantai, khususnya di Hong Kong, merupakan kemungkinan yang nyata,” kata Huang Yiping, penasihat Bank Rakyat China (PBOC), dalam wawancara dengan media lokal.

Beijing mulai mempertimbangkan langkah ini setelah meningkatnya ketegangan geopolitik dengan Amerika Serikat dan makin maraknya penggunaan stablecoin dolar oleh eksportir asal China. Hong Kong dan Shanghai diproyeksikan menjadi pusat utama pelaksanaan stablecoin yuan, terutama karena Hong Kong telah menerapkan regulasi stablecoin sejak awal Agustus 2025.

Selain menyiapkan regulasi domestik, China juga berencana membahas peran stablecoin dalam perdagangan dan pembayaran lintas batas pada pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) yang akan digelar di Tianjin pada 31 Agustus hingga 1 September mendatang.

Data dari CoinGecko menyebutkan, pasar stablecoin global saat ini mencapai sekitar US$247 miliar atau setara Rp4.000 triliun. Sementara itu, Standard Chartered Bank memperkirakan nilai pasar stablecoin dapat tumbuh hingga US$2 triliun atau Rp32.400 triliun pada 2028. Jika rencana China terealisasi, penerbitan stablecoin yuan diyakini akan mengubah peta kekuatan dalam sistem keuangan digital global.[]

Admin05

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com