TARAKAN – Pemulihan status internasional Bandara Juwata Tarakan membuka peluang signifikan bagi pengembangan rute penerbangan lintas negara, termasuk rencana penerbangan langsung menuju Tawi-Tawi, Filipina. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat konektivitas internasional Kalimantan Utara sekaligus mendorong perdagangan dan pariwisata.
Sejak ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan (KM) Nomor 37 Tahun 2025, Bandara Juwata kembali memiliki landasan hukum untuk melayani penerbangan internasional. Beberapa rute telah menjadi fokus pembahasan, antara lain Tawau dan Kinabalu di Malaysia, serta Tawi-Tawi di Filipina.
Menurut pejabat Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, rute ke Filipina memiliki potensi tinggi karena hubungan kekerabatan dan interaksi sosial-ekonomi antara masyarakat perbatasan sudah terjalin lama. “Antusiasme dari pihak Malaysia dan Filipina sama tingginya. Sebelum status internasional ditetapkan, mereka bahkan sudah mengusulkan adanya penerbangan ke Tarakan,” ungkap pejabat tersebut.
Penerbangan internasional ini tidak hanya akan memudahkan mobilitas penumpang, tetapi juga membuka jalur perdagangan baru. Produk unggulan Kaltara, termasuk hasil perikanan, dinilai memiliki daya saing tinggi di pasar regional Asia Tenggara. Selain Filipina, rute ke Brunei Darussalam dan Singapura juga sedang dijajaki sebagai opsi pengembangan masa depan. Letak strategis Kaltara dinilai mampu menjadikannya penghubung kegiatan perdagangan, pariwisata, dan investasi di wilayah utara Kalimantan.
Rencana pembukaan rute internasional ini juga didukung oleh program kerjasama sosial-ekonomi dan budaya Indonesia–Malaysia (Sosek Malindo), yang selama ini menjadi jalur komunikasi resmi antarnegara dan turut mendukung pengembalian status internasional Bandara Juwata.
Pemerintah provinsi kini menunggu proses validasi dari Kementerian Perhubungan untuk menentukan rute perdana yang akan dioperasikan. Setelah personel dan fasilitas CIQS (Customs, Immigration, Quarantine, and Security) tersedia, kementerian akan melakukan pengecekan dan menetapkan jalur resmi.
“Rute ke Tawau, Kinabalu, hingga Tawi-Tawi adalah yang paling nyata. Sementara Brunei dan Singapura masih menunggu hasil penjajakan,” jelas pejabat Pemprov Kaltara.
Dengan terbukanya akses penerbangan internasional, Kalimantan Utara optimistis memperkuat posisinya sebagai pintu gerbang perbatasan. Dampak dari pengembangan rute ini tidak hanya pada peningkatan aktivitas ekonomi, tetapi juga promosi budaya, pariwisata, dan peluang investasi di daerah.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan