PYONGYANG – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melakukan pengawasan langsung terhadap uji coba peluncuran dua jenis rudal baru, sebagaimana diberitakan oleh media pemerintah setempat. Kegiatan uji coba sistem persenjataan tersebut berlangsung pada saat militer Korea Selatan dan Amerika Serikat sedang menggelar latihan bersama secara besar-besaran.
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), yang merupakan saluran resmi negara, melaporkan bahwa uji coba yang dilaksanakan pada hari Sabtu tersebut berhasil membuktikan keefektifan rudal dalam menghadapi ancaman udara, termasuk pesawat tanpa awak (drone) dan rudal jelajah. Lebih lanjut, media tersebut menyebutkan bahwa Kim Jong Un memberikan sejumlah tugas penting kepada para ahli pertahanan negara menjelang konferensi politik besar yang rencananya akan digelar pada awal tahun depan.
Laporan KCNA tidak merinci spesifikasi teknis rudal yang diujicobakan maupun lokasi pasti pelaksanaan uji tembak. Tidak ada pula pernyataan langsung dari Kim Jong Un yang secara khusus ditujukan kepada pemerintah Amerika Serikat ataupun Korea Selatan.
Peluncuran rudal ini terjadi bersamaan dengan kunjungan Presiden Korea Selatan yang baru, Lee Jae Myung, ke Tokyo untuk menghadiri pertemuan puncak dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba. Kedua pemimpin sepakat untuk memperkuat kerja sama bilateral serta kemitraan trilateral bersama Amerika Serikat guna menghadapi tantangan bersama, termasuk program pengembangan nuklir Korea Utara.
Korea Utara secara konsisten menolak berbagai seruan dari Seoul dan Washington untuk kembali ke meja perundingan, yang tujuan utamanya adalah menghentikan program senjata nuklir dan pengembangan misilnya. Sebaliknya, Pyongyang terus memperkuat hubungan dengan Rusia sebagai bagian dari strategi luar negeri yang bertujuan memperluas jejaring dengan negara-negara yang berseberangan dengan kepentingan AS.
Baru-baru ini, Kim Jong Un mengadakan upacara penghargaan di Pyongyang untuk memperingati jasa tentara Korea Utara yang dikabarkan turut bertempur di Ukraina. Ia menganugerahkan gelar “pahlawan negara” kepada prajurit yang kembali hidup-hidup, serta menganugerahkan medali kehormatan di samping 101 potret prajurit yang gugur. Media pemerintah setempat melaporkan bahwa Kim menyebut mereka sebagai “orang-orang hebat, pahlawan besar, dan patriot sejati”.
Berdasarkan penilaian intelijen Korea Selatan, diperkirakan Korea Utara telah mengirim sekitar 15.000 personel tentara untuk mendukung Rusia, dengan jumlah korban tewas dalam pertempuran mencapai sekitar 600 orang.
Selain itu, Kim Jong Un dilaporkan telah menyetujui pengiriman ribuan tenaga kerja konstruksi militer dan penyapu ranjau ke wilayah Kursk, Rusia. Deployment tersebut, menurut analisis intelijen Korea Selatan, diperkirakan akan segera dilakukan dalam waktu dekat.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan