Kaltara Jadi Rujukan Dunia, Sri Lanka Tinjau Pengelolaan Mangrove

TARAKAN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menerima kunjungan kerja delegasi tingkat tinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Pemerintah Daerah Sri Lanka di Tarakan, Rabu (27/8). Kunjungan ini bertujuan mempelajari langsung upaya rehabilitasi ekosistem mangrove yang dilakukan di wilayah Kaltara.

Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang menyampaikan apresiasi atas perhatian yang diberikan oleh delegasi Sri Lanka terhadap program pelestarian lingkungan di daerahnya. “Kami menghargai minat Delegasi Sri Lanka untuk berkunjung ke rumah kami dan menjadikan upaya kami sebagai percontohan dalam melindungi dan merehabilitasi mangrove,” kata Zainal.

Ia berharap rombongan tamu dapat memperoleh pelajaran berharga yang nantinya bisa diterapkan di Sri Lanka. Menurutnya, pengalaman Kaltara dalam mengelola kawasan pesisir dapat menjadi rujukan bersama dalam memperkuat ketahanan lingkungan berbasis ekosistem.

Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian pertukaran pengetahuan mengenai rehabilitasi mangrove yang diselenggarakan oleh Global Green Growth Institute (GGGI) dan Wetlands International Indonesia melalui program Ecosystem-Based Approaches/Nature-Based Solutions for Climate-Smart Livelihoods in Mangrove Landscapes (NASCLIM). Program tersebut berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan RI serta Pemerintah Provinsi Kaltara.

Dalam pertemuan itu, Gubernur Zainal memaparkan berbagai upaya pemerintah provinsi dan kabupaten dalam melindungi kawasan mangrove, termasuk peran masyarakat lokal dalam menjaga keberlanjutan ekosistem.

Perwakilan delegasi Sri Lanka, Dr. R. D. S. Jayathunga, yang menjabat Wakil Sekretaris Bidang Lingkungan Pembangunan Kementerian Lingkungan Hidup Sri Lanka, menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kaltara dan Kabupaten Bulungan. “Kami sangat senang atas kesempatan berkunjung ke Kalimantan Utara dan mempelajari secara langsung kebijakan dan rencana aksi yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dalam melindungi mangrove,” ujarnya.

Ia menambahkan, solusi berbasis alam memiliki dampak positif jangka panjang, terutama bagi kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir.

Sebelumnya, pada pertemuan di Jakarta, Selasa (26/8), Pemerintah Indonesia telah mengundang Sri Lanka untuk berkolaborasi dalam pendirian Pusat Mangrove Dunia. Undangan tersebut diterima secara resmi oleh Kedutaan Besar Sri Lanka di Jakarta, sementara GGGI Sri Lanka menyatakan komitmen untuk mendukung inisiatif penting ini.

Setelah kegiatan di Tarakan, delegasi Sri Lanka dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke Desa Liagu, Kabupaten Bulungan. Di sana, mereka akan mempelajari praktik perlindungan mangrove yang bersinggungan dengan aktivitas ekonomi masyarakat, khususnya tambak ikan dan udang.

Program NASCLIM sendiri fokus pada pemulihan mangrove yang terdegradasi dan perlindungan hutan mangrove yang masih sehat di kawasan Delta Kayan–Sembakung (Kaltara) serta Delta Mahakam (Kaltim). Dengan pendanaan dari Pemerintah Kanada, program ini dirancang tidak hanya untuk rehabilitasi tetapi juga untuk memperkuat kebijakan nasional dan daerah dalam mengatasi deforestasi mangrove. []

Redaksi10

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com