BANJARBARU – Seorang pria bernama Halikurrahman (51) ditemukan meninggal dunia di salah satu kamar Rumah Susun (Rusun) ASN Kementerian PUPR RI, Jalan Unlam III, Kelurahan Sungai Besar, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru, pada Jumat (29/8/2025) sekitar pukul 11.00 WITA.
Jasad korban pertama kali diketahui oleh petugas keamanan (security) bersama sejumlah saksi yang mencurigai kondisi korban. Temuan tersebut langsung dilaporkan ke Tim Inafis Polres Banjarbaru untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kaur Inafis Polres Banjarbaru, Aipda Aulia Rahman, membenarkan adanya penemuan tersebut. “Saat ditemukan, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan posisi terbujur kaku,” ujarnya saat diwawancarai, Jumat sore.
Menurut keterangan saksi, sehari sebelum ditemukan meninggal, korban sempat mengeluhkan sakit di bagian dada. Bahkan, pada Kamis (28/8) sekitar pukul 13.20 WITA, korban mendatangi pos jaga di Rusun untuk meminta pertolongan. Teman korban sempat memberikan pengobatan tradisional berupa kerokan di punggung selama kurang lebih satu setengah jam. Namun, kondisi korban memburuk hingga mengalami mual dan muntah.
Temannya kemudian berinisiatif membawa korban ke rumah sakit, tetapi korban menolak. Setelah itu, korban tertidur di pos jaga sebelum akhirnya dibawa kembali ke kamarnya sekitar pukul 18.00 WITA. Saksi masih sempat menemani hingga pukul 20.00 WITA sebelum meninggalkan korban sendirian di kamar.
Keesokan paginya, saat jadwal pembagian makanan pukul 08.00 WITA, korban tidak kunjung keluar kamar. Hal ini menimbulkan kecurigaan. Ketika pintu kamar diketuk berulang kali tidak ada respons, saksi kemudian menghubungi petugas keamanan. Security akhirnya memanjat balkon dari kamar sebelah dan berhasil masuk ke kamar korban, di mana jasad Halikurrahman ditemukan sudah tak bernyawa. “Melihat kondisi tubuh korban dan lebam mayat, diperkirakan waktu kematian sekitar 4–5 jam sebelum ditemukan,” jelas Aipda Aulia.
Dari hasil olah TKP, polisi menemukan berbagai obat-obatan beserta resep dokter di samping tubuh korban. Setelah dikonfirmasi dengan pihak rumah sakit, obat-obatan tersebut merupakan obat rutin untuk penderita diabetes dan hipertensi. “Berdasarkan hasil visum dan keterangan dokter, korban diduga meninggal akibat serangan jantung yang dipicu penyakit darah tinggi yang memang sudah lama diderita,” tambahnya.
Pihak keluarga korban juga membenarkan bahwa Halikurrahman memiliki riwayat hipertensi dan diabetes. Dengan demikian, polisi memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan dalam peristiwa ini. Jasad korban telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. []
Redaksi10
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan