BANDUNG – Upaya pencarian macan tutul yang lepas dari Lembang Park & Zoo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pada Kamis (28/8) subuh masih berlanjut hingga Jumat (29/8). Hingga saat ini, belum ada tanda hewan predator berusia tiga tahun itu berhasil ditangkap kembali, meskipun sempat terdeteksi pergerakannya melalui drone thermal milik Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat.
Diperkirakan, macan tutul yang merupakan titipan BBKSDA tersebut masih berada dalam radius satu kilometer dari perimeter kebun binatang. Pihak Lembang Park & Zoo membagikan proses pencarian satwa itu melalui akun Instagram resmi BBKSDA Jabar. “Hewan yang lepas adalah titipan dari Balai BKSDA, yaitu seekor macan tutul berumur sekitar tiga tahun,” ujar Humas Lembang Park & Zoo, Miftah Setiawan, Kamis. Macan tutul ini dititipkan sejak Senin (25/8) setelah dievakuasi dari Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan, karena memasuki permukiman warga. Hewan predator itu sempat ditempatkan sementara di kandang konservasi yang dilengkapi ram besi di seluruh bagian, termasuk atap, dan dikelilingi tembok.
Kejadian kaburnya macan terjadi pada Kamis pagi sekitar pukul 05.00 WIB, setelah sebelumnya petugas mengecek kandang pada pukul 04.00 WIB dan masih mendapati satwa tersebut. Kondisi atap kandang yang jebol membuat macan tutul berhasil keluar. “Hewan liar ini memiliki kekuatan yang tidak bisa kita prediksi. Ia stres karena harus beradaptasi dengan lingkungan baru,” kata Miftah.
Pihak kebun binatang langsung menghubungi BBKSDA, kepolisian, dan jajaran TNI untuk melakukan pencarian. Petugas gabungan membentuk tiga tim yang dibekali senjata bius, senjata api, penembak jitu, dokter hewan, serta tulup atau peniup bius. Lembang Park & Zoo menutup sementara operasionalnya hingga satwa berhasil diamankan atau dilumpuhkan.
Drone thermal digunakan untuk mendeteksi pergerakan macan. Kepala BBKSDA Jabar, Agus Arianto, menyebut hasil pelacakan menemukan dugaan jejak tapak dan kotoran di sekitar kebun binatang. Meski macan tutul cenderung menghindari manusia karena sifat nokturnalnya, satwa ini tetap berpotensi membahayakan.
Kepala Desa Sukajaya, Asep Jembar Rahmat, mengeluarkan surat edaran bagi warga agar tetap berada di rumah, menyalakan lampu, dan mengamankan hewan ternak. “Jangan mencoba menangkap atau mendekati satwa karena sangat cepat dan berbahaya,” ujar Asep.
Warga pun menyatakan kekhawatirannya. Salah satunya, Asri, yang tinggal dekat lokasi pencarian, mengaku takut dan berharap macan tutul segera diamankan.
Hingga kini, pencarian terus dilakukan dengan penuh kewaspadaan untuk menjamin keselamatan masyarakat dan satwa.[]
Redaksi10
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan