BANJARMASIN – Di tengah situasi sosial politik yang memanas, ratusan pengemudi ojek online (ojol) di Banjarmasin memperlihatkan wajah lain dari perjuangan mereka: kebersamaan, doa, dan solidaritas.
Pada Minggu (31/08/2025) pagi, suasana khidmat menyelimuti ruang utama Masjid Raya Sabilal Muhtadin. Lantunan tahlil dan doa menggema, dipanjatkan untuk mendoakan almarhum Affan Kurniawan, rekan mereka yang meninggal tragis setelah ditabrak dan terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob Polda Metro Jaya saat kerusuhan di Jakarta, Kamis (28/08/2025) malam.
Sebelum doa bersama, para pengemudi ojol terlebih dahulu menggelar salat gaib. Rangkaian ibadah dipimpin langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalimantan Selatan, H Muhammad Tambrin. Tidak hanya para pengemudi pria, driver perempuan pun turut hadir, menegaskan bahwa kehilangan Affan adalah duka kolektif.
Menurut salah satu pengemudi ojol, M Yudiannur, kegiatan ini tidak hanya sekadar bentuk penghormatan terakhir kepada almarhum, melainkan juga simbol persatuan.
“Kegiatan ini bukan hanya doa untuk sahabat kami, tetapi juga pengingat agar kami tetap menjaga persaudaraan dan tidak terpecah oleh kondisi saat ini. Pesan kami untuk teman-teman ojol tetap jaga kondusivitas kota masing-masing. Jangan ada yang rusuh karena almarhum telah tenang dikebumikan, serta untuk keluarga juga sudah terjamin oleh pemerintah serta dapat santunan dari Gojek,” ucapnya.
Tragedi yang menimpa Affan terjadi dalam konteks gelombang demonstrasi nasional. Awalnya, mahasiswa turun ke jalan pada Senin (25/8) untuk menolak rencana DPR RI menaikkan tunjangan mereka. Aksi kemudian berlanjut pada Kamis (28/08/2025) dengan keterlibatan kelompok buruh yang menuntut perbaikan nasib.
Namun, barisan massa diadang aparat dan tidak berhasil mencapai kompleks gedung DPR RI. Tidak satu pun anggota dewan hadir untuk menerima aspirasi, membuat situasi semakin panas. Dalam kericuhan itulah Affan, yang sedang memenuhi pesanan pelanggan, menjadi korban.
Kematian seorang pekerja harian yang tengah mencari nafkah itu justru menyulut amarah yang lebih luas. Kerusuhan merebak di sejumlah daerah. Gedung DPRD di beberapa provinsi terbakar. Di Makassar, tiga orang dilaporkan tewas akibat terjebak dalam kobaran api.
Tidak berhenti di sana, situasi kemudian berkembang menjadi aksi penjarahan. Rumah beberapa anggota DPR RI menjadi sasaran, termasuk kediaman Menteri Keuangan Sri Mulyani yang tak luput dari amukan massa.
Meski tragedi dan kerusuhan meluas, peristiwa doa bersama di Masjid Raya Sabilal Muhtadin memberi gambaran lain. Komunitas ojol, yang sehari-harinya sibuk di jalanan, memperlihatkan wajah kemanusiaan yang penuh solidaritas.
Mereka tidak ingin duka Affan berujung pada kekerasan baru. Sebaliknya, mereka menyerukan agar kematian rekan mereka menjadi pengingat pentingnya menjaga persatuan.
Bagi para driver ojol, Affan adalah simbol pekerja keras yang gugur di tengah ketidakpastian sosial. Kehilangan itu mereka maknai dengan memperkuat tali persaudaraan, meski suasana politik sedang bergejolak.
Meski demikian, gelombang protes tetap tidak terbendung. Mahasiswa, buruh, hingga pengemudi ojol yang tergabung dalam Aliansi Kalsel Melawan berencana menggelar unjuk rasa besar di depan DPRD Kalimantan Selatan, Jalan Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Senin (01/09/2025).
Aksi ini diyakini akan menjadi salah satu yang terbesar di Kalimantan Selatan dalam beberapa tahun terakhir. Mereka menuntut keadilan sosial, menolak kebijakan yang dianggap menyulitkan rakyat, sekaligus mendesak para wakil rakyat untuk hadir dan mendengarkan langsung keluhan masyarakat.
Tragedi Affan Kurniawan menjadi pemicu moral bagi banyak peserta aksi. Bagi mereka, kematian seorang pekerja yang tidak memiliki keterlibatan langsung dalam politik namun ikut menjadi korban, adalah cermin betapa seriusnya dampak dari kebijakan dan cara aparat menangani demonstrasi.
Kini, publik menanti bagaimana aksi di Banjarmasin akan berlangsung. Apakah akan ada bentrokan baru atau justru bisa menjadi momentum untuk menyuarakan aspirasi secara damai?
Doa dan tahlil yang dipanjatkan para pengemudi ojol di Banjarmasin seakan memberi pesan: di balik ketegangan, selalu ada ruang untuk persaudaraan dan kemanusiaan. Solidaritas menjadi benteng terakhir agar masyarakat tidak tercerai-berai oleh konflik yang berlarut. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan