GAZA – Ketegangan di Jalur Gaza kembali meningkat setelah Israel menyatakan pasukannya berhasil menewaskan Abu Obeida, juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap bersenjata Hamas. Meski demikian, hingga kini pihak Hamas belum memberikan pernyataan resmi mengenai klaim tersebut.
“Juru bicara teror Hamas, Abu Obeida, telah tewas di Gaza,” kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dalam sebuah unggahan di X, dikutip AFP, Senin 1 September 2025.
Israel menegaskan bahwa operasi militer yang dilakukan selama hampir dua tahun terakhir bertujuan untuk melumpuhkan kepemimpinan Hamas sekaligus membebaskan para sandera yang ditawan sejak serangan militan Palestina pada 7 Oktober 2023. Panglima militer Israel, Eyal Zamir, menambahkan pihaknya akan terus menargetkan pimpinan Hamas yang sebagian besar disebut berada di luar negeri.
Di sisi lain, publik Gaza kembali menyaksikan dampak perang yang tak berkesudahan. Di Kota Gaza, kepulan asap tebal membubung pasca-serangan udara yang menghantam area pengungsian. Sejumlah warga bergegas memeriksa kerusakan, termasuk sebuah tenda yang luluh lantak. Selimut berlumuran darah tampak berserakan di reruntuhan.
Ashraf Abu Amsha, seorang pengungsi Palestina, menggambarkan situasi mencekam yang dialami warga sipil. “Kengerian, ketakutan, kehancuran, dan api meletus di semua tenda,” ungkapnya.
Abu Obeida sendiri dikenal luas sebagai sosok yang kerap tampil mewakili Hamas. Selama perang, ia menyampaikan banyak pernyataan di televisi dengan mengenakan seragam militer serta syal keffiyeh merah yang menutupi wajahnya. Selain itu, ia aktif menyampaikan pesan melalui siaran audio, konferensi pers, hingga media sosial.
Sementara itu, pasukan Israel dilaporkan tengah mempersiapkan operasi darat besar untuk merebut Kota Gaza, kota terbesar di wilayah Palestina. Intensitas pemboman meningkat dalam beberapa hari terakhir, dan militer Israel memperingatkan warga agar segera melakukan evakuasi.
Klaim tewasnya Abu Obeida menambah daftar panjang pertarungan yang telah mengorbankan banyak jiwa, terutama warga sipil. Meskipun Israel menyebut langkah tersebut sebagai bagian dari strategi melemahkan Hamas, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat Gaza terus menanggung beban terbesar dari konflik yang seakan tak menemukan jalan keluar. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan