KOTAWARINGIN TIMUR – Aksi damai yang digelar Aliansi Kesatuan Rakyat Sipil Kotawaringin Timur (Kotim) pada Senin (01/09/2025) di depan Gedung DPRD berlangsung aman dan tertib. Puluhan mahasiswa bersama sejumlah elemen masyarakat menyuarakan aspirasi dengan berbagai tuntutan, termasuk menyinggung penanganan tujuh kasus pidana yang diduga belum dituntaskan pihak kepolisian.
Meski jumlah massa cukup besar, suasana tetap terkendali sejak pagi hingga siang. Hal ini tidak lepas dari upaya aparat yang menurunkan ratusan personel. Kapolres Kotim, AKBP Resky Maulana Zulkarnain, menyampaikan bahwa pihaknya menyiagakan kekuatan penuh demi menjaga stabilitas.
“Alhamdulillah kegiatan berjalan lancar. Kami menyiagakan 250 personel sejak semalam untuk memastikan jalannya aksi tetap kondusif,” ujarnya.
Kapolres juga menaruh apresiasi pada mahasiswa dan masyarakat yang hadir karena mampu menyampaikan pendapat tanpa menimbulkan gesekan. “Kami mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa dan masyarakat yang bisa menahan diri serta menyampaikan aspirasi dengan tertib,” tambahnya.
Selain kepolisian, pengamanan turut melibatkan Satpol PP serta organisasi masyarakat. Kehadiran aparat gabungan itu diyakini memperkuat situasi kondusif. Menurut Resky, sinergi antara aparat dan warga menjadi faktor penting sehingga jalannya aksi bebas dari provokasi.
“Ini semua berkat kesadaran kita bersama menjaga keamanan. Kondisi Kotawaringin Timur sampai sejauh ini aman dan terkendali, meski ada puluhan orang yang turun menyuarakan pendapatnya,” ucapnya.
Mengenai tudingan lambannya penanganan perkara, Resky menegaskan pihaknya tidak tinggal diam. “Kasus-kasus yang disebutkan sebagian besar adalah perkara pembunuhan. Ini akan kita evaluasi secara khusus untuk mengetahui kendala dalam penyelesaian perkara tersebut. Proses penyelidikan dan penyidikan tetap berjalan sesuai prosedur,” tegasnya.
Ia memastikan bahwa aspirasi masyarakat akan tetap ditindaklanjuti sesuai kewenangan institusi kepolisian. Jika diperlukan, Kapolres berkomitmen membawa tuntutan itu hingga ke level yang lebih tinggi.
Aksi damai ini menandai adanya ruang komunikasi terbuka antara masyarakat dan aparat, sekaligus menunjukkan kedewasaan warga dalam menyampaikan aspirasi di ruang publik tanpa menimbulkan gangguan keamanan. [] Admin04
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan