TANJUNG SELOR – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mengalami inflasi tahunan sebesar 2,44 persen pada Agustus 2025, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) berada di angka 107,66. Data ini menunjukkan tekanan harga yang relatif moderat dibandingkan beberapa daerah lain di Indonesia.
Inflasi tertinggi tercatat di Tanjung Selor dengan capaian 3,30 persen dan IHK 107,99, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Tarakan sebesar 2,01 persen dengan IHK 106,55. Perbedaan ini mencerminkan variasi harga dan permintaan di wilayah perkotaan dan kabupaten di Kaltara.
Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifa’i, menjelaskan bahwa inflasi tahunan ini dipengaruhi kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran. Kelompok kesehatan mengalami lonjakan tertinggi mencapai 8,31 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 7,14 persen, sementara kelompok makanan, minuman, dan tembakau meningkat 3,43 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mencatat kenaikan 2,68 persen.
“Selain itu, kelompok pendidikan naik 1,01 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya 0,95 persen, serta penyediaan makanan dan minuman di restoran sebesar 2,26 persen,” kata Mas’ud saat ditemui, Selasa (02/09/2025).
Meski beberapa kelompok pengeluaran mengalami kenaikan, sejumlah sektor justru mencatat deflasi. Transportasi turun 1,71 persen, perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga turun 0,58 persen, pakaian dan alas kaki menurun 0,10 persen, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,20 persen. Kondisi ini membantu menahan laju inflasi secara keseluruhan di provinsi tersebut.
Secara bulanan, inflasi Agustus 2025 hanya tercatat sebesar 0,06 persen. Sementara itu, inflasi kumulatif sepanjang tahun atau year to date (y-to-d) mencapai 1,84 persen.
Mas’ud menekankan bahwa angka inflasi ini menjadi indikator penting bagi pemerintah daerah dan pelaku usaha dalam merencanakan strategi ekonomi. Data tersebut dapat digunakan untuk menyesuaikan kebijakan harga, menjaga daya beli masyarakat, dan memastikan pertumbuhan ekonomi tetap stabil di tengah tantangan kenaikan harga kebutuhan pokok dan layanan publik di Kaltara.
Dengan pemantauan terus-menerus, diharapkan inflasi di Kaltara dapat dijaga agar tidak berdampak negatif bagi kesejahteraan masyarakat dan stabilitas ekonomi wilayah.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan