PBNU, PKB, hingga PSI Hadir di Istana, Prabowo Bahas Persatuan dan Kerukunan

JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto kembali mengundang sejumlah pimpinan organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan dan pimpinan partai politik ke Istana Kepresidenan untuk berdialog terkait isu-isu kebangsaan, khususnya menyangkut aksi massa yang terjadi pekan lalu.

Sejumlah tokoh mulai tiba di Istana sejak pukul 14.00 WIB, Rabu (3/9/2025). Mereka antara lain Bhante Kamsai Sumano Mahathera mewakili umat Buddha, Pendeta Johnny Lokollo dari Gereja Bethel Injil Nusantara, Ketua Umum Dewan Pembina Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf, dan Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin.

Selain itu, hadir pula Presiden Syarikat Islam Hamdan Zoelva, Presiden PKS Al Muzzammil Yusuf, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia, serta Menteri Agama Nasaruddin Umar.

Beberapa undangan mengaku menerima pemberitahuan sejak Minggu (31/8) malam, namun ada juga yang baru dihubungi pada Senin pagi hingga siang hari untuk menghadiri pertemuan di Istana. Agenda dialog dijadwalkan berlangsung sore hari, sebelum Presiden menjenguk korban aksi massa di RS Polri, Jakarta Timur, pada pukul 15.30 WIB.

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menyebutkan, forum ini merupakan lanjutan dari pertemuan Presiden dengan 16 ormas Islam di Hambalang dua hari sebelumnya. “Hari ini diundang semua ormas baik muslim maupun non-muslim, untuk menyampaikan aspirasi masyarakat serta mencari cara bersama memulihkan keadaan,” ujar Gus Yahya.

Sementara itu, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menilai pertemuan ini penting untuk memperkuat langkah pemerintah dalam menghadapi berbagai dinamika. “Kami belum tahu detail agendanya, tetapi tiada lain untuk memastikan pemerintahan Presiden Prabowo sukses. Gangguan yang ada harus diatasi dengan cepat dan baik. Bagi PKB, tidak ada pilihan lain, Presiden harus berhasil memimpin Indonesia, karena visinya jelas, tegas, dan berpijak pada amanat konstitusi,” katanya.

Pertemuan ini menunjukkan upaya Presiden untuk merangkul berbagai unsur bangsa dalam menjaga stabilitas nasional, memperkuat kerukunan, serta mencari solusi konstitusional atas persoalan politik, ekonomi, dan sosial yang tengah dihadapi. []

Redaksi10

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com