TANAH LAUT – Di tengah derasnya arus produk modern berbahan sintetis, Desa Lianganggang, Kecamatan Batibati, Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalimantan Selatan, berhasil menjaga identitas lokalnya lewat kerajinan berbahan purun. Hingga kini, sekitar 30 perajin yang tergabung dalam perkumpulan Bunga Purun terus memproduksi berbagai macam tas dan produk lainnya.
Kepala Desa Lianganggang, Sukiman Jaya Sukarta, mengatakan bahwa karya perajin purun dari desanya telah menembus pasar luar daerah. “Jumlahnya sebanyak 600 unit. Ada beberapa jenis tas dan produk berbahan purun lainnya,” ucap Sukiman Jumat, (05/09/2025).
Menurutnya, jumlah riil perajin bisa lebih dari yang tercatat secara formal. Selain tergabung dalam organisasi, ada pula perajin mandiri yang bekerja dari rumah masing-masing. Mereka rutin memproduksi kerajinan, tidak hanya ketika ada pesanan khusus. “Tiap hari berproduksi. Jadi, bukan hanya ketika saat ada pesanan saja,” tandas Sukiman.
Produk purun Desa Lianganggang semakin variatif setelah para perajin mendapatkan pelatihan teknis. Kini, tas purun tidak lagi sekadar tampak tradisional, tetapi hadir dengan sentuhan desain modern yang menyesuaikan tren fesyen masa kini. Tas tangan, tas belanja, hingga tas serbaguna menjadi produk paling diminati pasar karena dinilai praktis dan ramah lingkungan.
Pemerintah desa turut mengambil peran dalam menjaga eksistensi perajin. Pemasaran produk difasilitasi melalui kemitraan dengan Dekranasda Tanah Laut, serta etalase khusus yang dipajang di kantor desa. Setiap tamu yang datang dapat langsung melihat hasil karya warga, sekaligus menjadi ajang promosi bagi perajin.
Selain itu, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Lianganggang juga berperan aktif dalam memasarkan produk. Dengan adanya BUMDes, jalur distribusi semakin luas, sehingga pemasaran bukan lagi menjadi kendala utama. Bahkan, sebagian warga desa ikut membantu dengan menjajakan produk purun ke pasar tradisional, seperti pasar pagi dan pasar di sekitar Kecamatan Batibati.
Bahan baku purun yang digunakan perajin berasal dari wilayah setempat maupun dari Banjarbaru. Keberadaan bahan baku yang cukup membuat produksi dapat berlangsung secara berkelanjutan. Tahun 2023, Pemkab Tala pun mencanangkan Desa Lianganggang sebagai desa perajin purun, sebuah pengakuan yang semakin menguatkan posisi desa ini sebagai sentra kerajinan khas daerah.
Meski industri berbahan plastik dan sintetis terus berkembang, tas purun tetap memiliki daya tarik tersendiri. Selain lebih ramah lingkungan, produk ini juga mencerminkan kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun. Dengan dukungan pemerintah, organisasi perajin, serta pasar yang semakin terbuka, keberlanjutan kerajinan purun di Desa Lianganggang diyakini akan terus terjaga.
Ke depan, masyarakat berharap produk purun dapat dipasarkan lebih luas, bahkan hingga ke luar negeri. Bukan hanya menjadi komoditas ekonomi, tetapi juga sebagai identitas budaya yang membanggakan daerah. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan