PASER – Maraknya isu beras oplosan di sejumlah daerah di Indonesia menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Kekhawatiran ini turut dirasakan warga Kabupaten Paser, meski pemerintah daerah menegaskan hingga kini belum ditemukan kasus serupa di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Paser, Taharuddin, menjelaskan bahwa pihaknya bersama jejaring keamanan pangan telah melakukan pemantauan secara rutin. Menurutnya, sejauh ini yang ditemukan di Paser bukan perbedaan kualitas beras, melainkan ketidaksesuaian berat isi kemasan.
“Seperti beras isi 50 kg, dalamnya beras isi 5 kg diisi ulang sampai 50 kg,” ungkapnya, Jumat (05/09/2025). Ia menambahkan, jika nantinya ditemukan perbedaan kualitas beras, maka kasus tersebut harus ditangani oleh Satgas Pangan.
Fenomena beras premium yang diisi beras medium memang banyak terjadi di tingkat nasional. Namun di Paser, menurut Taharuddin, pemerintah daerah tetap waspada agar praktik tersebut tidak masuk ke pasaran lokal. Tim keamanan pangan dibentuk khusus untuk memastikan makanan yang dikonsumsi masyarakat benar-benar aman.
Sementara itu, Kepala Cabang Bulog Kabupaten Paser, Muhammad Mukhlis, mengingatkan masyarakat agar lebih selektif dalam membeli beras, terutama di pasar modern maupun ritel. Ia menyayangkan apabila praktik curang tersebut sudah sampai ke ranah perdagangan yang berhubungan langsung dengan konsumen.
“Memang untuk pengecekan beras ini ada uji teknisnya, Bulog memiliki itu namun kami tidak diberikan tugas mengecek itu, ada Satgas Pangan,” jelas Mukhlis.
Mukhlis menambahkan, polisi sudah merilis daftar merek beras yang diduga dioplos. Karena itu, masyarakat diimbau tidak ragu melapor jika menemukan kejanggalan pada produk yang dibeli. “Jika menemukan beras oplosan bisa berkoordinasi ke dinas terkait atau Satgas Pangan,” katanya.
Lebih jauh, Mukhlis memastikan beras yang disalurkan Bulog sepenuhnya sesuai dengan label kualitas. Ia menegaskan, produk yang dipasarkan oleh Bulog, baik medium maupun premium, melalui proses seleksi ketat. Beras lokal yang diserap pun dipilah agar hanya beras layak edar yang sampai ke tangan masyarakat.
Dengan langkah-langkah ini, pemerintah daerah bersama Bulog berusaha menenangkan kekhawatiran masyarakat. Meski isu beras oplosan masih menghantui secara nasional, warga Paser diharapkan tidak panik dan tetap berhati-hati dalam berbelanja kebutuhan pokok. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan