Keamanan Jadi Prioritas, BRT Banjarbakula Pasang Enam CCTV

BANJARMASIN – Setelah sempat berhenti beroperasi sejak pertengahan Mei lalu, Bus Rapid Transit (BRT) Banjarbakula akhirnya kembali melayani masyarakat dengan sejumlah pembaruan. Kali ini, keamanan dan kenyamanan penumpang menjadi perhatian utama Dinas Perhubungan (Dishub) Kalimantan Selatan.

Salah satu terobosan yang dihadirkan adalah pemasangan enam kamera pengintai atau CCTV di setiap armada. Tiga unit dipasang di bagian dalam bus dan tiga lainnya di bagian luar. Langkah ini diambil setelah sebelumnya sempat terjadi tindak kekerasan terhadap penumpang.

“CCTV ini terintegrasi dengan sistem kami, sehingga dapat memantau semua aktivitas dan operasional bus. Khususnya dalam hal keamanan,” jelas Kepala Dishub Kalsel, Fitri Hernadi, Minggu (07/09/2025).

Menurutnya, rekaman kamera menjadi catatan penting dalam upaya memberikan rasa aman kepada pengguna layanan. “Kami ingin memberikan kepastian kenyamanan dan keamanan penumpang saat menggunakan layanan BRT Banjarbakula ini,” tambahnya.

Selain peningkatan keamanan, pembaruan juga dilakukan pada sistem pembayaran. Kini penumpang bisa menggunakan layanan QRIS dari semua bank, tidak lagi terbatas hanya pada kartu e-money. “Semua bank sudah bisa. Tak lagi hanya dengan e-money,” ujar Fitri.

Tak berhenti di situ, pada operasional kali ini, rute perjalanan BRT Banjarbakula juga diperluas. Jalur baru dibuka menuju kawasan perkantoran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel di Banjarbaru. “Rute baru ini untuk melayani para pegawai di sana. Saat ini, tak hanya pegawai Pemprov yang ngantor di sana, tapi juga sudah ada instansi lain,” terangnya.

Dishub Kalsel memastikan bahwa pembenahan tidak hanya pada aspek teknis armada, tetapi juga pada kompetensi pengemudi. Fitri mengungkapkan, sebelumnya ada sopir yang belum memenuhi syarat, termasuk tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Kini seluruh pengemudi sudah diuji dan memenuhi standar. “Seluruh driver sudah diuji dan memenuhi persyaratan. Lebih profesional sesuai dengan prosedur Standar Operasional Pelayanan (SOP),” jelasnya.

Diketahui, penghentian sementara operasional BRT Banjarbakula beberapa bulan lalu dilakukan untuk menjaga keselamatan. Perawatan meliputi pengecekan mesin, sistem pengereman, kelistrikan, hingga kebersihan interior dan eksterior bus.

Meski menghadirkan banyak perbaikan, tarif layanan tidak mengalami perubahan. Penumpang umum tetap dikenakan biaya Rp5 ribu, sementara pelajar, lansia, dan penyandang disabilitas cukup membayar Rp2 ribu. “Tak ada kenaikan tarif, sama seperti sebelumnya,” tegas Fitri.

Kembalinya BRT Banjarbakula mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Banyak penumpang merasa lebih nyaman dibanding saat hanya mengandalkan layanan BTS Banjarbakula. “Waktu tunggu sekarang sudah kembali cepat. Sebelumnya ketika hanya BTS Banjarbakula, selain selalu penuh, waktu tunggu kadang lama,” ungkap seorang penumpang, Hamidan.

Dengan peningkatan fasilitas dan layanan, BRT Banjarbakula diharapkan dapat semakin dipercaya sebagai transportasi publik yang aman, terjangkau, dan modern bagi warga Banua. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com