NUSA TENGGARA TIMUR – Upaya pencarian korban banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih berlangsung hingga Selasa (09/09/2025) dini hari. Aparat gabungan bersama warga berjibaku menyingkirkan material longsor yang menutup akses jalan, sementara empat korban dilaporkan belum ditemukan.
Kapolres Nagekeo, AKBP Rachmad Muchamad Salili, mengungkapkan bahwa empat korban hilang termasuk dua bayi berusia 13 bulan dan 6 bulan. “Korban hilang dampak dari bencana alam banjir bandang di Kecamatan Mauponggo adalah 1. Mariano Tom Busa Jago (29), 2. Archiles Adrianus Busa Jago (13 bulan), 3. Estin Co,o umur tidak diketahui, 4. Bayi umur 6 bulan, anak dari Estin Co,o (nama belum diketahui),” jelas Rachmad dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa malam.
Selain korban hilang, bencana ini juga menelan tiga korban jiwa. Mereka terdiri dari seorang pria dewasa, seorang perempuan lanjut usia, dan seorang bayi. “Korban yang meninggal dunia: 1. Remigius Sopi Bela/lk (35), 2. Fancelina Meli Boa/pr (60), ibu mertua dari Remigius Sopi Bela, 3. Kinan Nua/pr (6 bulan), anak kandung dari Remigius Sopi Bela,” tambahnya.
Ketiga korban tewas merupakan keluarga yang terjebak banjir bandang saat berada di sebuah pondok di pinggiran kali Malasawu. Kapolsek Mauponggo, Ipda Dewa Putu Suriawan, menuturkan bahwa jenazah mereka langsung dievakuasi ke Puskesmas sebelum dibawa ke rumah kerabat untuk disemayamkan. “(Tiga) korban (meninggal) merupakan keluarga dan tinggal satu rumah. Mereka terjebak banjir,” kata Dewa Putu Suriawan.
Remigius dan anaknya, Kinan Nua, merupakan warga Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, sedangkan Fancelina Meli Boa, ibu mertua Remigius, berasal dari Desa Rega, Kecamatan Boawae.
Banjir bandang dan tanah longsor ini juga berdampak pada sedikitnya lima desa, yakni Desa Maukeli, Lokalobo, Ae Woe, Loda Ola, dan Wolo Kisa. Kondisi semakin sulit karena komunikasi dan aliran listrik di wilayah terdampak terputus total. Aparat mengerahkan dua alat berat untuk membersihkan material longsor yang menutup akses jalan utama, namun hujan deras yang terus mengguyur membuat proses ini berjalan lambat.
Hujan intensitas tinggi yang mengguyur sejak Senin (08/09/2025) dini hari sekitar pukul 02.00 WITA membuat Sungai Theodai 1 dan 2 di Desa Sawu meluap. Debit air yang meningkat drastis merendam rumah-rumah warga, menyeret material kayu dan lumpur, hingga menimbulkan kerusakan parah pada permukiman.
Hingga kini, jumlah warga terdampak masih dalam pendataan karena keterbatasan akses komunikasi. Aparat, tim SAR, dan warga setempat terus berusaha menembus desa-desa terisolasi untuk memastikan kondisi para penduduk.
Bencana di Nagekeo ini menambah daftar panjang tragedi hidrometeorologi yang kerap menimpa wilayah NTT setiap musim hujan. Pihak kepolisian dan pemerintah daerah menekankan bahwa prioritas utama saat ini adalah membuka akses jalan, mengevakuasi korban hilang, serta memastikan kebutuhan dasar warga terdampak dapat segera terpenuhi. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan