BANJARMASIN – Suasana duka menyelimuti keluarga Misran, pria yang menjadi korban penusukan di Jalan PM Noor Gang 4, Kelurahan Pelambuan, Kecamatan Banjarmasin Barat, Selasa (09/09/2025) malam. Rasa kehilangan semakin berat bagi keluarganya lantaran mereka sempat mengalami kebingungan mencari keberadaan korban setelah mendapat informasi simpang siur mengenai rumah sakit tujuan.
Suwarno, ayah Misran, menuturkan dirinya sempat bolak-balik dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain demi memastikan kondisi sang anak. Informasi pertama yang ia terima dari petugas Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) menyebutkan bahwa korban dilarikan ke RSUD Ulin. Namun tidak lama kemudian, kabar berubah, Misran disebut telah dipindahkan ke RS Bhayangkara.
“Saya dapat info katanya sudah di rumah sakit. Saya sempat ke RS Bhayangkara, ternyata anak saya ada di RSUD Ulin,” ucap Suwarno dengan nada sedih.
Kondisi yang tidak pasti itu membuat Suwarno semakin tertekan. Ia mengaku sulit menerima kenyataan saat akhirnya mengetahui anaknya telah meninggal dunia ketika tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Ulin.
“Memang simpang siur awalnya. Dibilang di RS TPT, Bhayangkara, lalu Ulin. Jadi kami bingung,” ungkapnya lirih.
Sementara itu, petugas BPK Ganser yang turut mengantar korban memberikan penjelasan mengenai alasan terjadinya perubahan tujuan rumah sakit. Heri, salah satu anggota, mengatakan bahwa semula korban dibawa ke RSUD Ulin, namun seorang petugas di sana menyampaikan ruang IGD penuh.
“Kami datang ke Ulin lalu satu orang petugas entah posisinya sebagai apa, dia bilang sudah penuh katanya, nah kemudian itu kami bawa ke RS Bhayangkara. Sampai di RS Bhayangkara pihak RS di sana mengarahkan untuk dibawa ke Ulin entah karena lukanya yang parah atau apa, lalu kami bawa lagi ke Ulin,” jelas Heri.
Setelah berpindah-pindah, akhirnya korban diterima di RSUD Ulin tepat saat salah seorang pasien IGD keluar sehingga ruangan kembali tersedia.
“Diterimanya itu karena pas ada yang keluar pasien, nah lalu korban lah masuk,” tambah Heri.
Kasus ini menyoroti persoalan layanan darurat di rumah sakit, terutama ketika terjadi situasi gawat darurat yang memerlukan penanganan cepat. Bagi keluarga korban, kebingungan akibat informasi yang tidak jelas menjadi pengalaman pahit di tengah musibah.
Kini, keluarga hanya bisa merelakan kepergian Misran sembari berharap kejadian serupa tidak lagi menimpa warga lain. Tragedi ini menjadi pengingat bahwa kecepatan dan kejelasan informasi adalah hal vital dalam upaya menyelamatkan nyawa. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan