TANAH LAUT – Polemik terkait usulan Pergantian Antar Waktu (PAW) di DPRD Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalimantan Selatan, akhirnya menemukan titik akhir. Perselisihan yang sempat menyeret nama Rahimullah dan Musdalifah itu kini berujung damai setelah keduanya bertemu dan menunjukkan sikap saling menghormati.
Pertemuan berlangsung di kediaman Ketua Terpilih DPD Partai Golkar Kalimantan Selatan, H Hasnuryadi Sulaiman, yang juga Wakil Gubernur Kalsel, di kawasan Kampung Melayu Darat, Banjarmasin, Sabtu (13/09/2025) sore. Kehangatan suasana tergambar jelas ketika Musdalifah mencium tangan Rahimullah. Senyum teduh keduanya menandakan perselisihan yang sebelumnya sempat mencuat ke publik tidak lagi menjadi bara.
Hubungan personal keduanya sejatinya cukup dekat. Beberapa bulan lalu, Musdalifah masih berstatus menantu dari Rahimullah. Namun, sejak Juli 2025, ia resmi bercerai dengan Andi, putra dari Rahimullah, melalui proses di Pengadilan Agama Pelaihari. Meski demikian, Rahimullah menegaskan bahwa tali silaturahmi tidak akan pernah putus. “Tidak ada yang namanya mantan mertua. Beliau (Musdalifah) masih kita anggap anak kita. Namanya kehidupan itu, biasalah terjadi perselisihan,” ucapnya.
Pernyataan itu sekaligus menepis dugaan adanya ketegangan berkepanjangan akibat polemik usulan PAW di DPRD Tala. Dalam video berdurasi lebih dari tiga menit yang beredar seusai pertemuan, Rahimullah yang akrab disapa Bang Leo menegaskan bahwa seluruh proses PAW terhadap Musdalifah maupun terhadap H Agus Prasetya Budiono telah dibatalkan.
Bang Leo menambahkan, pihaknya juga telah mencabut berkas usulan PAW tersebut. Dengan demikian, Musdalifah tetap menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Tala, sedangkan Agus tetap melaksanakan tugasnya sebagai anggota dewan. Keputusan ini sontak meredakan ketidakpastian politik di tubuh Golkar Tala yang sebelumnya sempat menjadi sorotan.
Musdalifah menyambut keputusan itu dengan rasa syukur. “Saya sangat berterimakasih kepada Pak Rahim, mertua ulun (saya) dan Bapak Hasnuryadi selaku pimpinan partai. Saya ucapkan terima kasih karena alhamdulillah ulun masih bisa menjalankan (tugas) sebagai anggota DPRD dan hak-hak saya masih bisa ulun jalankan,” ujarnya penuh haru.
Legislator Tala dua periode ini juga mengonfirmasi pertemuannya dengan H Rahimullah kepada media. Sikap saling menghormati yang ditunjukkan keduanya dinilai menjadi contoh penting bahwa konflik internal partai bisa diselesaikan melalui komunikasi dan musyawarah.
Sebagaimana diketahui, pada 2 September lalu DPD Golkar Tala sempat mengajukan berkas PAW untuk dua kadernya, Musdalifah dan Agus, ke DPRD Tala. Usulan itu berangkat dari adanya surat pengunduran diri yang disebut berasal dari keduanya. Agus memang mengakui dirinya mengajukan pengunduran diri, namun Musdalifah pada 4 September langsung mengajukan surat sanggahan kepada Ketua DPRD Tala. Dalam surat itu, ia membantah telah menyatakan mundur, sehingga keabsahan berkas PAW pun dipertanyakan.
Polemik semakin melebar setelah muncul isu terkait dugaan pemalsuan dokumen internal partai. Namun, dengan adanya klarifikasi langsung dari Rahimullah serta keputusan resmi mencabut usulan PAW, suasana di internal Golkar Tala kini kembali tenang.
Penyelesaian damai antara Rahimullah dan Musdalifah bukan hanya soal hubungan personal, melainkan juga berimplikasi pada stabilitas politik di DPRD Tala. Kejelasan status Musdalifah dan Agus di kursi legislatif membuat masyarakat dapat kembali berharap wakilnya bekerja tanpa dihantui persoalan administratif.
Bagi Partai Golkar sendiri, kejadian ini menjadi pelajaran penting mengenai pentingnya keterbukaan dan validasi dokumen dalam setiap langkah politik. Dengan mencairnya hubungan antara tokoh senior dan kadernya, publik menilai langkah damai ini akan berdampak positif pada konsolidasi partai menjelang agenda politik ke depan. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan