TANAH LAUT – Suasana tenang di Desa Bajuin, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanahlaut, mendadak geger setelah ditemukannya seorang pria tergeletak bersimbah darah di jalan kebun, Selasa (16/09/2025) pagi. Korban yang kemudian diketahui bernama Candra Adi Putera, warga Desa Tambak Karya, Kecamatan Kurau, menjadi sorotan warga setelah video berdurasi 10 detik yang menampilkan kondisinya menyebar luas di media sosial.
Dalam rekaman tersebut, korban tampak mengenakan kaus hitam dan celana jins pendek. Tubuhnya telentang, kedua tangan terangkat, sementara darah segar mengalir di sisi kepala dan sekitar kakinya. Kondisi itu membuat warga menduga ia merupakan korban tindak kekerasan berat.
Sekretaris Desa Tambak Karya, Syarif Ahmad, membenarkan identitas korban. “Iya benar, korban adalah warga desa kami, warga RT 1 Dusun 1,” ucapnya. Ia juga menambahkan bahwa Candra baru menikah beberapa bulan lalu.
Kabar duka itu langsung menyebar melalui berbagai grup percakapan masyarakat Tanahlaut. Banyak warga merasa terkejut lantaran korban dikenal ramah, bersahabat, bahkan royal terhadap teman-temannya meski hanya bekerja serabutan.
Polisi yang menerima laporan segera bergerak menuju lokasi. Kapolsek Pelaihari, Iptu Benny Wishnu Wardhany, ikut terjun langsung ke tempat kejadian perkara. “Anggota masih di lapangan,” ujarnya singkat ketika dimintai keterangan. Jenazah korban kemudian dievakuasi ke RSUD Hadji Boejasin (RSHB) Pelaihari untuk keperluan visum.
Benny menjelaskan, jasad korban ditemukan di jalan sepi di area kebun, sekitar 200 meter dari jalan utama menuju Kantor Kecamatan Bajuin. Kepala Desa Bajuin, Wahyudi Rahman, menyebut lokasi itu berada di wilayah RT 6 Dusun 3. “Ditemukannya di jalan kebun sawitan, dekat kandang ayam petelur. Dari jalan poros Bajuin, sekitar 50 meter,” jelasnya.
Temuan mayat ini pertama kali diketahui oleh seorang ibu rumah tangga dari desa tetangga yang kebetulan sedang mengantarkan makanan untuk suaminya. Ia kaget melihat sosok tubuh tergeletak bersimbah darah dan langsung melaporkan ke kepala dusun setempat.
Seiring penyelidikan, polisi berhasil mengamankan seorang terduga pelaku di Kampung Pojok, Kelurahan Pabahanan, Kecamatan Pelaihari, pada hari yang sama. Kapolres Tanahlaut, AKBP Ricky Boy Siallagan, membenarkan penangkapan itu. “Pelaku sudah kita amankan,” katanya melalui pesan singkat. Namun, ia menegaskan keterangan lebih lanjut masih menunggu hasil pemeriksaan mendalam.
Informasi dari keluarga korban menyebutkan, antara korban dan pelaku saling mengenal bahkan berteman dekat. “Info yang saya dapat, ada riwayat chat di HP almarhum. Sudah saling kenal dengan pelaku. Bahkan infonya teman betulan. Ada janjian bertemu,” ungkap Syarif Ahmad.
Diduga, korban dan pelaku sempat berboncengan sebelum peristiwa berdarah itu terjadi. Luka yang terdapat di bagian belakang tubuh korban memperkuat dugaan bahwa ia diserang dari arah belakang. “Soalnya lukanya di belakang semua. Kalau tak keliru, lukanya di leher belakang dan kepala bagian belakang,” papar Syarif yang juga masih ada hubungan keluarga dengan korban.
Motif pelaku perlahan mulai terungkap. Disebut-sebut, ia tega menghabisi korban lantaran terlilit masalah ekonomi. Setelah korban dilumpuhkan, kendaraan bermotor miliknya dibawa kabur. Dugaan ini semakin memperkuat kecurigaan bahwa pembunuhan dilakukan secara terencana.
Bagi keluarga dan kerabat, kepergian Candra terasa sangat berat. Sosoknya dikenal tidak memiliki masalah dengan orang lain, sehingga tragedi ini membuat warga sekitar tak menyangka ia menjadi korban penganiayaan. “Korban keluarga dari istri saya, masih sepupu. Selama ini almarhum orangnya baik dan tidak ada masalah,” kata Syarif menambahkan.
Kini, aparat kepolisian masih mendalami kasus tersebut, termasuk motif sebenarnya dan hubungan antara korban serta pelaku. Warga berharap penyelidikan berjalan cepat dan transparan sehingga keluarga korban memperoleh keadilan atas kejadian tragis yang merenggut nyawa seorang pengantin baru itu. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan