NUNUKAN – Upaya penyelundupan bahan bakar minyak (BBM) kembali digagalkan aparat di wilayah perbatasan. Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI–Malaysia YonKav 13/ Satya Lembuswana berhasil menemukan 980 liter bensin subsidi asal Malaysia yang hendak diselundupkan melalui Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, Minggu malam 14 September 2025.
Penindakan bermula dari patroli rutin di sekitar Pos Bukit Keramat, salah satu titik rawan di Pulau Sebatik. Prajurit TNI menemukan puluhan jerigen berisi bensin subsidi tanpa identitas pemilik yang disembunyikan di kawasan sepi. Total, ada 28 jerigen dengan volume keseluruhan mencapai 980 liter. Seluruh barang bukti kemudian diamankan dan diserahkan kepada pihak Bea Cukai Nunukan untuk proses lebih lanjut.
Komandan Satgas Pamtas RI–Malaysia YonKav 13/SL, Letkol Kav Ikhsan Maulana Pradana, menekankan bahwa penindakan ini tidak hanya sekadar penyitaan. Lebih dari itu, operasi patroli menjadi bukti nyata bahwa aparat tidak tinggal diam menghadapi praktik penyelundupan di perbatasan.
“Kami tidak sekadar menyita jerigen bensin. Ini bukti bahwa jalur-jalur gelap di perbatasan diawasi ketat. Negara tidak boleh dirugikan oleh praktik ilegal yang sudah mengakar,” ujar Maulana Pradana, Jumat pagi (19/09/2025).
Dari hasil pemeriksaan, bensin subsidi asal Malaysia itu diduga masuk melalui jalur laut. Modus yang digunakan cukup rapi, yaitu memanfaatkan celah perairan di sekitar Pulau Sebatik sebelum kemudian disembunyikan bersama barang kebutuhan pokok. Prajurit yang sedang berpatroli mencurigai aktivitas di lokasi tersebut dan akhirnya mendapati puluhan jerigen bensin siap untuk diangkut lebih jauh ke daratan.
“Awalnya masuk lewat jalur laut dengan memanfaatkan celah perairan Pulau Sebatik. Sesampainya di daratan, jerigen-jerigen tersebut disembunyikan di kawasan sepi sekitar Pos Bukit Keramat,” ungkap Maulana Pradana.
Barang bukti yang diamankan kemudian dibawa ke Pos Bambangan. Dari sana, jerigen-jerigen bensin diseberangkan menggunakan Speed Aji Putri menuju Markas Komando Taktis Satgas Pamtas di Nunukan dengan truk NPS. Proses ini dilakukan dengan pengamanan ketat untuk menghindari potensi gangguan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan barang selundupan tersebut.
Meski ratusan liter bensin berhasil diamankan, pelaku utama penyelundupan hingga kini masih belum teridentifikasi. Dugaan sementara, jaringan penyelundup memanfaatkan “jalur tikus” dan kelemahan pengawasan di wilayah perbatasan. Situasi ini sekaligus menunjukkan bahwa peredaran BBM ilegal dari Tawau, Malaysia, ke Sebatik belum sepenuhnya terputus.
Komandan Satgas menegaskan pentingnya kerja sama antarinstansi dalam menindak tegas para pelaku. “Dengan sinergi Bea Cukai dan aparat lain, kami berharap pengungkapan ini tidak berhenti di penyitaan, tapi juga menyeret pelaku utama penyelundupan ke meja hukum,” kata Maulana Pradana, Jumat 19 September 2025.
Penindakan ini menjadi salah satu bukti bahwa pengawasan di perbatasan RI–Malaysia semakin diperketat. Namun, dengan masih terbukanya celah jalur laut dan darat di Sebatik, aparat menghadapi tantangan besar untuk menutup sepenuhnya praktik penyelundupan yang merugikan negara. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan