VENEZUELA – Ketegangan hubungan antara Venezuela dan Amerika Serikat (AS) kembali meningkat setelah Caracas menggelar latihan militer khusus bagi warga sipil. Latihan yang dilakukan pada Sabtu (20/9/2025) itu berlangsung di Petare, kawasan padat di ibu kota Caracas, menyusul pengerahan kapal perang AS di Karibia dan pernyataan keras Presiden Donald Trump.
Sejak hampir sebulan terakhir, Washington mengirimkan armada kapal perangnya ke perairan internasional dekat Venezuela. Armada tersebut diperkuat jet tempur F-35 yang ditempatkan di Puerto Rico dalam operasi yang diklaim sebagai misi antinarkoba. Namun, pemerintah Venezuela menilai langkah tersebut merupakan bentuk agresi militer terselubung.
Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino Lopez menuduh, “AS melancarkan perang yang tidak dideklarasikan di Karibia.” Ia juga menegaskan bahwa Washington tengah berusaha mendorong perubahan rezim sekaligus mengincar sumber daya minyak, emas, dan mineral lainnya.
Pelatihan militer sipil ini menutup jalan utama di Petare untuk sehari penuh. Warga diajari dasar-dasar penggunaan senjata, strategi bertahan, hingga penanaman ideologi revolusioner. “Saya di sini untuk mempelajari apa yang perlu saya pelajari untuk membela apa yang benar-benar penting bagi saya: negara saya, tanah air saya, bangsa saya, Venezuela,” ujar Luzbi Monterola, 38 tahun.
Meski disebut sebagai unjuk kekuatan, suasana di Caracas relatif terkendali. Parade sekitar 25 kendaraan lapis baja hanya disaksikan sedikit peserta. Beberapa kota lain, seperti San Cristobal dan Barinas, juga melaksanakan kegiatan serupa dengan jumlah peserta terbatas.
Presiden Nicolas Maduro, yang kerap dituduh AS terlibat kartel narkoba, terus berusaha menggerakkan massa sipil untuk memperkuat dukungan. Baginya, kehadiran warga dalam pelatihan militer mencerminkan kesiapan Venezuela menghadapi ancaman eksternal. “Hari ini adalah tonggak sejarah yang kita tandai dalam revolusi militer yang kita semua tulis, rakyat dan Angkatan Bersenjata bersama-sama,” kata Menhan Lopez menutup acara.
Sementara itu, Trump menegaskan Venezuela akan menghadapi konsekuensi “tak terhitung” jika menolak menerima kembali warganya yang dideportasi. Baru-baru ini, AS memulangkan 185 warga Venezuela ke Caracas, menambah total deportasi sejak awal tahun menjadi lebih dari 13 ribu orang.
Langkah saling gertak ini menandakan konflik politik dan militer kedua negara masih jauh dari kata mereda. []
Admin04
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan