Pegadaian Digital Jadi Jembatan Akses di Pulau Kecil Derawan

BERAU – Perubahan gaya hidup di era digital telah memberi warna baru bagi masyarakat di wilayah terpencil, termasuk di Pulau Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Salah satunya dialami oleh Suwarno (54), seorang warga yang sehari-hari mengelola usaha kecil “Rental Sepeda Farhan” di pulau wisata tersebut.

Suwarno masih mengingat jelas momen setahun lalu ketika ia tengah mengantre di Kantor Pegadaian Cabang Tanjung Redeb. Saat itu, dirinya hendak memperpanjang tempo gadai. Panas siang hari ditambah panjangnya antrean membuat ia harus menunggu lebih lama. Namun, pertemuan singkat dengan seorang petugas keamanan di kantor itu mengubah cara pandangnya terhadap pelayanan keuangan.

“Ya waktu itu, satu tahun yang lalu saya ingat, siang-siang datang ke pegadaian mau perpanjang tempo, lalu sedang antri sekali. Kebetulan ada security bertanya saya mau transaksi apa, dan diperkenalkan aplikasi digital pegadaian,” ujar Suwarno pada Minggu (21/9/2025) malam, sambil menunggu pengunjung di kiosnya.

Sejak mengenal aplikasi Pegadaian Digital, rutinitas Suwarno tak lagi sama. Kini, transaksi gadai dan tabungan emas dapat ia lakukan dengan ponsel pintarnya, tanpa perlu menempuh perjalanan panjang dari Pulau Derawan menuju Kecamatan Tanjung Redeb.

Sebelum itu, setiap kali menjelang jatuh tempo, Suwarno harus menyiapkan diri menyeberang lautan dengan speedboat pukul 07.30 WITA menuju Kampung Tanjung Batu, lalu melanjutkan perjalanan darat sejauh dua hingga tiga jam ke Tanjung Redeb. “Kalau telah tiba di Tanjung Redeb, kadang bermalam. Ada anak saya yang bersekolah di Tanjung Redeb juga. Tapi kalau tidak bisa bermalam, ya langsung pulang saat selesai urusan,” kenangnya.

Perjalanan itu tidak selalu mudah. Cuaca panas, hujan mendadak, hingga antrean panjang di loket menjadi tantangan tersendiri. Kadang, Suwarno harus menunggu hingga pelayanan dibuka kembali setelah jam istirahat siang. Semua itu membuat proses transaksi terasa melelahkan.

Namun, setelah beralih menggunakan aplikasi digital, semua bisa dilakukan dari kios kecilnya di Pulau Derawan. “Sangat memudahkan untuk saya. Apalagi kan kadang digunakan untuk tebus gadai tepat waktu. Saat ini memang transaksi paling aktif tabung emas dan gadai. Lumayan untuk tambahan anak sekolah dan modal usaha kami,” tuturnya.

Suwarno yang sebelumnya menganggap dirinya gaptek kini justru menjadi contoh nyata bahwa keterbatasan akses bukan penghalang untuk beradaptasi. Bagi dirinya, sama seperti inovasi penyediaan sepeda listrik bagi wisatawan di Pulau Derawan, layanan digital juga bagian penting dari transformasi zaman. Bahkan, ia menganalogikan bahwa usahanya dan Pegadaian Digital sama-sama membawa kemudahan di tengah tantangan.

Pulau Derawan sendiri memiliki daya tarik wisata kelas dunia. Dengan luas 44,6 hektar dan terbagi ke dalam empat RT, wilayah ini masuk dalam Kawasan Strategi Pariwisata Nasional. Keindahan bawah lautnya membuat wisatawan mancanegara sering berkunjung, dan hal ini turut mendukung perputaran ekonomi masyarakat setempat, termasuk usaha kecil seperti milik Suwarno.

Sementara itu, Kepala Cabang Pegadaian Tanjung Redeb, Heri Wibawa, menegaskan bahwa dorongan penggunaan layanan digital merupakan bagian dari program Pegadaian untuk meng-EMAS-kan Indonesia. “Penggunaan aplikasi digital sudah mulai banyak digunakan oleh nasabah, memang awalnya banyak nasabah kami yang enggan menggunakan aplikasi karena terbiasa transaksi langsung di loket, tetapi setelah tahu kegunaan aplikasi yang jauh lebih mudah, maka pelan-pelan memahami,” jelasnya.

Heri mengakui, perkembangan justru lebih terasa di luar kota. “Bahkan, transaksi pelayanan pegadaian digital di luar kota Tanjung Redeb justru lebih mendominasi. Itu dikarenakan nasabah tak perlu menempuh perjalanan panjang untuk menuju loket,” ujarnya.

Menurut Heri, Pegadaian menyadari kondisi geografis Kabupaten Berau yang memiliki 13 kecamatan, termasuk wilayah yang masuk kategori 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Karena itu, layanan digital bukan sekadar fasilitas tambahan, tetapi kebutuhan yang membantu masyarakat menjangkau layanan dengan lebih cepat. “Selama signal ada, mereka dapat bertransaksi dari rumah masing-masing hanya cukup dalam genggaman saja,” tambahnya.

Kini, Suwarno tidak lagi harus meninggalkan kiosnya setiap kali jatuh tempo pembayaran tiba. Dengan layar ponsel, ia bisa tetap melayani wisatawan yang ingin menyewa sepeda listrik sambil memastikan transaksi keuangannya berjalan lancar.

Bagi Suwarno, Pegadaian Digital telah menjembatani jarak antara pulau dan daratan. “Meski dari pulau kecil, saya membuktikan bahwa keterbatasan akses bukan alasan untuk berhenti belajar,” tutupnya dengan senyum optimis. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com