KUTAI KARTANEGARA – Penyelenggaraan Rembug Utama dan Expo Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional ke-54 Tahun 2025 di Kutai Kartanegara mendapat sorotan positif dari berbagai kalangan. Ketua Umum KTNA Nasional, Mohammad Yadi Sofyan Noor, menilai kegiatan yang digelar selama beberapa hari itu tidak hanya sekadar pertemuan seremonial, tetapi melahirkan keputusan strategis yang diyakini berdampak besar bagi arah pembangunan sektor pertanian dan perikanan di Indonesia.
Dalam sambutannya, Yadi Sofyan menegaskan bahwa forum rembug menjadi ruang penting bagi petani dan nelayan untuk menyuarakan aspirasi serta menyusun langkah bersama menghadapi tantangan pangan nasional. “Rembug kali ini melahirkan 12 poin penting, termasuk dorongan mengaktifkan kembali program strategis yang sempat vakum. Semua ini demi memperkuat ketahanan pangan dan kesejahteraan petani,” ujarnya, Senin (22/09/2025).
Menurutnya, KTNA sebagai organisasi yang lahir dari, oleh, dan untuk petani memiliki tanggung jawab memperjuangkan kepentingan anggotanya. Karena itu, ia mengingatkan perlunya dukungan nyata baik dari pemerintah pusat maupun daerah dalam menjaga kesinambungan program.
Selain fokus pada agenda utama, pelaksanaan expo di Kutai Kartanegara juga menunjukkan integrasi antara dunia pertanian dengan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Yadi Sofyan menilai langkah panitia melibatkan pelaku UMKM lokal, serta menghadirkan pasar murah, menjadi contoh konkret bagaimana sebuah acara bisa memberi dampak langsung bagi masyarakat. “KTNA memiliki komitmen untuk mendukung pemberdayaan UMKM, peningkatan produktivitas petani dan nelayan, serta memperjuangkan kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada sektor ini,” tegasnya.
Lebih jauh, ia menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara yang sukses menggelar acara dengan tertib, meriah, sekaligus produktif. Keberhasilan ini menurutnya bisa dijadikan tolok ukur bagi penyelenggaraan KTNA di daerah lain di masa mendatang.
Dengan adanya 12 poin hasil rembug yang disepakati, KTNA berharap langkah-langkah strategis seperti penguatan program ketahanan pangan, pemberdayaan petani milenial, serta perluasan akses pasar bagi nelayan dapat segera diimplementasikan. Yadi optimistis jika seluruh pihak bersinergi, maka sektor pertanian Indonesia bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga berdaya saing di tingkat global.[]
Penulis: Anggi Triomi | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan