SAINT PETERSBURG – Kasus keracunan alkohol kembali menelan korban jiwa di Rusia. Pejabat setempat pada Jumat (26/09/2025) melaporkan sedikitnya 19 orang meninggal dunia sepanjang bulan September di Distrik Slantsy, wilayah Leningrad, akibat dugaan konsumsi minuman beralkohol oplosan buatan rumah.
Peristiwa ini menambah panjang daftar tragedi yang berulang di negeri tersebut, di mana peredaran alkohol ilegal kerap menjadi ancaman serius. Layanan pers pemerintah daerah dalam keterangannya menyebut, delapan di antara kasus itu telah dipastikan sebagai keracunan metanol setelah dilakukan uji laboratorium.
Seorang pria dan seorang wanita telah ditahan aparat setempat. Penahanan tersebut dilakukan setelah jaksa membuka penyelidikan resmi terkait dugaan keterlibatan mereka dalam peredaran alkohol palsu yang memicu keracunan massal.
Insiden terbaru ini mengingatkan publik Rusia pada tragedi-tragedi serupa yang sebelumnya terjadi. Pada awal pekan, dua orang divonis hampir sepuluh tahun penjara setelah terbukti memproduksi dan menjual sari apel oplosan yang menyebabkan 50 korban jiwa pada tahun 2023. Sementara itu, peristiwa yang lebih memilukan pernah menimpa Irkutsk, Siberia, pada 2016, ketika lebih dari 60 orang meninggal setelah mengonsumsi cairan pembersih yang ternyata mengandung metanol.
Kasus-kasus ini memperlihatkan bahwa meski pemerintah Rusia telah memperketat aturan peredaran alkohol, masalah tersebut belum sepenuhnya teratasi. Harga vodka yang tinggi serta kondisi ekonomi masyarakat pedesaan yang sulit diduga kuat menjadi salah satu faktor mengapa miras oplosan masih dicari dan beredar luas.
Kebiasaan konsumsi alkohol di Rusia memang memiliki akar sejarah panjang. Namun, keracunan massal akibat alkohol oplosan kini semakin sering memicu kekhawatiran publik, terutama terkait lemahnya pengawasan serta tingginya permintaan terhadap minuman alternatif murah yang berbahaya.
Tragedi di Distrik Slantsy ini sekali lagi menegaskan bahwa peredaran miras oplosan masih menjadi masalah laten yang sulit diberantas. Pemerintah setempat kini dihadapkan pada desakan untuk memperkuat penindakan hukum, meningkatkan edukasi bahaya konsumsi alkohol ilegal, sekaligus memberikan solusi agar masyarakat tidak lagi tergoda membeli minuman murah yang berisiko mematikan. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan