JAWA TENGAH – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menuai sorotan setelah puluhan siswa sekolah dasar di Desa Pangebatan, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dilaporkan mengalami gejala keracunan. Kasus ini mendorong pemerintah daerah turun tangan dan menegaskan perlunya evaluasi serius terhadap pelaksanaan program.
Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Taryono, menyebut koordinasi segera dilakukan dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas, Badan Gizi Nasional (BGN), serta Koordinator Wilayah Kecamatan. Langkah itu ditempuh agar persoalan ini dapat ditangani secara cepat dan terukur.
“Atas perintah Sekretaris Dinas Pendidikan, seluruh Korwilcam harus melaporkan secara berjenjang terkait dengan kegiatan MBG dan kejadian sekecil apapun agar dapat segera ditangani,” ujar Taryono, Jumat (26/09/2025.
Informasi awal menyebutkan sebanyak 70 siswa mengalami mual, muntah, hingga radang tenggorokan setelah menyantap makanan MBG pada Selasa (23/09/2025) dan Rabu (24/09/2025). Meski demikian, Taryono mengakui laporan resmi terkait dugaan keracunan tersebut belum diterima oleh pihaknya. Ia pun meminta agar distribusi makanan MBG sementara dihentikan.
Menurutnya, ada kemungkinan informasi tidak sampai ke Disdik Banyumas karena klausul dalam perjanjian dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mewajibkan sekolah menjaga kerahasiaan jika terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). “Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPRD Banyumas, kami sudah menyampaikan keberatan, dan pihak SPPG menyatakan akan mengubah isi perjanjian,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Banyumas, Dani Esti Novia, menyebut tim lapangan telah diturunkan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. “Sementara ada 70 anak, tetapi kami masih menunggu hasil pemeriksaan tim di lapangan,” ucapnya.
Sementara itu, pihak sekolah juga mengambil langkah antisipasi. Kepala SD Negeri Pangebatan, Riyadi, memutuskan untuk menghentikan penerimaan menu MBG bagi siswanya. “Mulai hari Rabu (24/9) sampai hari ini (Jumat, 26/9) tidak dikirim, sembari memantau kondisi anak-anak di sini,” tuturnya. Ia menyebut laporan awal muncul setelah ada informasi serupa dari SD Negeri 2 Kediri.
Berdasarkan catatan sekolah, hingga Jumat (26/09/2025) masih ada puluhan siswa yang tidak masuk akibat gejala kesehatan yang dialami. “Kami juga terus berkoordinasi dengan guru, orang tua, dan tenaga kesehatan terkait perkembangan kondisi anak-anak yang terdampak,” tambah Riyadi.
Program MBG sendiri sejak awal pelaksanaan pada Januari lalu memang kerap menimbulkan polemik. Mulai dari temuan menu dengan gizi tidak sesuai, makanan basi atau terkontaminasi, hingga kasus keracunan seperti yang terbaru di Banyumas. Serangkaian persoalan ini mendorong adanya desakan agar pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh, demi memastikan keamanan sekaligus keberlangsungan program yang ditujukan untuk anak sekolah tersebut. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan