Ratusan Rumah Ludes, Warga Jakbar Mengungsi

JAKARTA – Suasana duka menyelimuti warga Kelurahan Tangki, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, setelah kebakaran besar melanda permukiman padat di Jalan Gang Langgar 1, RT 04/RW 06, pada Minggu (28/09/2025). Peristiwa ini berlangsung lebih dari 10 jam dan menyebabkan ribuan jiwa kehilangan tempat tinggal.

Pantauan di lapangan, asap hitam pekat masih mengepul hingga malam hari, menyisakan bau hangus yang menyengat. Warga terlihat panik berlarian sejak api pertama kali muncul. Sebagian hanya sempat membawa dokumen penting dan beberapa potong pakaian sebelum api melahap rumah mereka. “Ada 319 kepala keluarga atau 1.268 jiwa yang terdampak,” kata Kasi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat, Syarifuddin, Minggu malam.

Petugas damkar menerima laporan sekitar pukul 10.04 WIB, dan enam menit kemudian tim pertama tiba di lokasi. Namun, api yang sudah membesar membuat pemadaman sulit dilakukan. Pada pukul 11.00 WIB sempat ada harapan karena api berhasil dilokalisasi, tetapi lompatan api yang dipicu angin kencang kembali memperluas kebakaran hingga menjalar ke RW lain. “Api awalnya bisa dilokalisir pukul 11.00 WIB, tapi kemudian ada lompatan api ke RW lain,” jelas Syarifuddin.

Fenomena lompatan api menjadi tantangan besar dalam operasi pemadaman kali ini. Dengan kondisi rumah semi permanen yang berdempetan dan jarak sumber air yang terbatas, kobaran api kian cepat menyebar. “Kami harus membuka jalur baru karena api tiba-tiba membesar ke arah Jalan Tangki,” ujarnya.

Sebanyak 24 unit kendaraan damkar dengan 120 personel diterjunkan untuk mengendalikan si jago merah. Meski sudah berjuang sejak pagi, hingga malam hari beberapa titik masih memercikkan api sehingga pendinginan terus dilakukan agar kebakaran tidak kembali menyala.

Luas area yang terdampak diperkirakan mencapai 10.000 meter persegi. Ratusan rumah hangus terbakar, membuat banyak keluarga kehilangan seluruh harta bendanya. Kerugian ditaksir mencapai lebih dari Rp35 miliar. Namun, jumlah pasti bangunan yang terbakar masih dalam pendataan.

Sementara itu, korban jiwa berhasil dihindari, meski sejumlah warga mengalami sesak napas akibat asap tebal. “Sudah ditangani oleh Dinas Kesehatan. Ada empat korban tambahan, tapi semuanya ringan,” ujar Syarifuddin.

Warga yang selamat kini harus menumpang sementara di rumah kerabat maupun fasilitas darurat. Beberapa keluarga memilih bertahan di sekitar lokasi dengan kondisi seadanya, mengawasi sisa-sisa rumah mereka yang sudah rata dengan tanah. Anak-anak pun tampak kebingungan, kehilangan ruang bermain dan lingkungan yang selama ini mereka kenal.

Kebakaran besar di Taman Sari ini kembali menjadi pengingat rapuhnya kawasan padat penduduk terhadap risiko bencana. Rumah semi permanen yang berdiri rapat dengan akses jalan sempit membuat petugas pemadam kesulitan menjangkau titik api. Dalam kondisi seperti ini, setiap lompatan api bisa berujung bencana besar.

Selain itu, masalah keterbatasan sumber air juga menjadi sorotan. Petugas harus mencari titik suplai tambahan untuk mempercepat proses pemadaman, namun keterlambatan pengaliran air memperpanjang durasi kebakaran.

Bagi warga yang terdampak, malam itu bukan sekadar kehilangan harta, tetapi juga kenangan, identitas, dan tempat berteduh. Banyak dari mereka kini mengandalkan bantuan darurat, baik makanan maupun pakaian, dari pemerintah maupun relawan.

Dengan kondisi ratusan keluarga mengungsi, perhatian kini tertuju pada bagaimana pemerintah daerah bersama lembaga terkait bisa segera memulihkan kehidupan warga. Tidak hanya kebutuhan mendesak seperti pangan dan sandang, tetapi juga jaminan pendidikan anak-anak serta pemulihan psikologis korban. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com