SINGKAWANG – RSUD dr Abdul Aziz Singkawang menambah tiga dokter spesialis sebagai upaya peningkatan kualitas layanan pada bagi masyarakat setempat.
“Dulunya hanya tujuh dokter kemudian berkembang menjadi 18 dokter. Dan sekarang ditambah lagi tiga,” kata Direktur RSUD dr Abdul Aziz Singkawang, dr Carlos Dja`afara di Singkawang, Senin (02/11).
Dia menyebutkan, tiga dokter spesialis itu antaralain, dokter spesialis kulit dan kelamin, bedah tulang, dan gigi tiruan dan implant.
Hal itu juga dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi standar RSUD menjadi rujukan regional Kalimantan Barat.
“Dan mulai melayani pasien pada November 2015,” katanya.
Kemudian di tahun depan, lanjutnya, ada sekitar lima dokter spesialis lagi yang akan datang ke RSUD dr Abdul Aziz Singkawang. Antaralain, kebidanan, spesialis penyakit dalam, jiwa, paru-paru, dan THT.
Lantaran, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No HK.02.02/Menkes/391/2014, tentang pedoman penetapan rumah sakit rujukan regional, kemudian Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan No HK.02.03/I/0363/2015 tentang penetapan rumah sakit rujukan provinsi dan regional.
“Lalu Keputusan Gubernur Kalbar No 01.A/Dinkes/2013 tentang penetapan rumah sakit rujukan tingkat provinsi dan regional di Prov Kalbar,” tambahnya.
Serta Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar No 445/748/Yankes/A/2013 tentang penetapan rumkit rujukan tingkat provinsi Kalbar dan rujukan regional di Provinsi Kalbar. RSUD merupakan rumah sakit rujukan regional Kalbar.
“Kita memperkuat guna memenuhi standarisasi RS type B, baik dari segi ketenagaan, segi dokter spesialis, sarana dan prasarana RS yang ada,” katanya.
Diantaranya fasilitas yang diperkuat merupakan sarana penunjang. Seperti, alat rontgen ada dua unit, foto gigi, OK sentral, UGD,laboratorium, dan fisioterapi. Kemudian penunjang IPAL, insenaratornya menggunakan alat canggih sehingga tidak manual lagi.
“Proses penguatan ini terus dilakukan, karena beberapa masih kurang. Seperti pada Klinik dasar, dokter bedahnya ada tiga, kebidanan harus tiga baru dua, penyakit dalam harus tiga sekarang baru dua,” katanya.
Mengenai pemasangan alat pendingin ruangan (AC), seperti di nifas kelas 3 sudah ada. Namun untuk secara keseluruhan bangsal di kelas tiga, pengadaannya sedang dalam proses.
“Kita rencanakan tahun ini di ruang kelas tiga sudah terpasang AC semuanya,” tuturnya.
Bukan hanya itu, dari sisi transparansi penggunaan anggaran juga pihaknya bekerja sama dengan BPKP Kalimantan Barat. [] ANT