Presiden Akui Ada Penyimpangan Sistemik di Program MBG

JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menyoroti persoalan yang muncul dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), menyusul laporan sejumlah kasus keracunan yang menimpa penerima manfaat di beberapa daerah. Dalam pidatonya di puncak Musyawarah Nasional VI Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin (29/09/2025), Prabowo mengakui adanya kelemahan mendasar dalam sistem penyelenggaraan MBG yang perlu segera dibenahi.

Presiden menjelaskan, saat ini program MBG telah menjangkau sekitar 30 juta penerima manfaat, terdiri dari anak-anak dan ibu hamil. Meski angka itu dinilai signifikan, Prabowo menekankan bahwa target utama pemerintah adalah mencakup 82 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.

“Saudara-saudara sekalian, kita mengerti 30 juta suatu prestasi tetapi ingat sasaran kita masih jauh, sasaran kita adalah 82 juta penerima manfaat. 30 juta kita boleh bangga, tetapi saya sebagai presiden masih-masih sangat sedih karena masih 50 juta anak-anak dan ibu hamil yang menunggu,” ujar Prabowo.

Namun, Prabowo menegaskan bahwa upaya memperluas jangkauan program tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa. Ia mengingatkan, percepatan yang dipaksakan justru berpotensi melahirkan lebih banyak persoalan, termasuk penyimpangan dan kesalahan teknis.

“Namun kita tidak bisa paksakan untuk lebih cepat, sekarang saja bisa terjadi penyimpangan. Bayangkan kalau kita paksakan dengan secepatnya mungkin penyimpangan atau kekurangan bisa terjadi lebih dari itu,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menyinggung adanya masalah sistemik yang turut memengaruhi jalannya program MBG. Ia berkomitmen melakukan perbaikan menyeluruh demi mencegah kasus serupa terulang dan memastikan keadilan distribusi program.

“Saudara-saudara sekalian tadi saya singgung bahwa banyak kekurangan kita, banyak kesulitan kita, bahwa ada penyimpangan sistemik, iya, sistem ini harus kita perbaiki dan insyaallah dengan dukungan Saudara-saudara kita akan perbaiki sistem ini,” ucapnya.

Lebih jauh, Presiden menekankan pentingnya keberanian dalam memperbaiki tata kelola yang selama ini dinilainya membuka celah bagi kekayaan negara mengalir ke luar negeri.

“Tidak ada pilihan lain untuk menyelamatkan yang sekian ratus juta rakyat, kita harus berani memperbaiki sistem yang keliru, sistem yang salah yang memungkinkan kekayaan kita diambil tiap hari, tiap bulan dibawa ke luar negeri dan tidak kembali ke Indonesia. Ini harus kita hentikan. Saya mohon dukungan supaya Presiden Prabowo Subianto lebih berani lagi,” tegasnya.

Meski demikian, Prabowo meminta masyarakat tetap melihat persoalan dengan proporsi yang wajar. Ia menyebut, angka kejadian keracunan akibat konsumsi menu MBG terbilang sangat kecil dibanding jumlah keseluruhan distribusi.

“30 juta anak-anak dan ibu-ibu hamil tiap hari menerima makanan. Bahwa ada kekurangan, iya. Ada keracunan makanan, iya. Kita hitung, dari semua makanan yang keluar penyimpangan atau kekurangan atau kesalahan itu adalah 0,00017%,” jelasnya.

Pernyataan Presiden itu menjadi penegasan bahwa program MBG tetap akan berjalan, meski membutuhkan waktu, kesabaran, dan evaluasi menyeluruh. Pemerintah bertekad memperbaiki celah kelemahan sambil memastikan agar program tetap memberi manfaat luas bagi masyarakat yang membutuhkan.

Dengan demikian, meski sempat diterpa masalah, MBG tetap dipandang sebagai salah satu program unggulan yang diarahkan untuk memperbaiki gizi generasi muda dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia ke depan. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com