Janji Relokasi Masih Sebatas Wacana, Pedagang Kotabaru Resah

KOTABARU – Sehari setelah kebakaran besar yang melalap 182 kios di Pasar Kemakmuran, Kelurahan Kotabaru Hulu, suasana di lokasi masih dipenuhi kepiluan. Asap tipis bercampur bau hangus masih mengepul dari sisa-sisa bangunan yang kini tinggal puing. Para pedagang yang menjadi korban terlihat bertahan di lokasi, sebagian besar tanpa tidur, menjaga sisa barang yang mungkin masih bisa diselamatkan.

Igo Putra Rinjani, seorang pedagang yang kiosnya ikut terbakar bersama toko milik mertuanya, tidak dapat menyembunyikan kesedihannya. “Saya dengar memang ada dari dinas terkait baru melakukan pendataan. Mudahan apa yang disampaikan terkait relokasi sementara benar dan segera adanya pembangunan,” ujarnya penuh harap.

Harapan serupa disuarakan banyak pedagang lain. Mereka mendesak agar Pemerintah Kabupaten Kotabaru segera memberi kepastian. Bagi mereka, waktu sangat berharga. Setiap hari terlewat tanpa kepastian lokasi berjualan baru, berarti semakin berat pula beban ekonomi keluarga. “Terkait pendataan, mudahan bisa secepatnya, dan pemerintah bisa membantu kami pedagang secepatnya,” tambah Igo.

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoprindag) Kotabaru, Risa Ahyani, memastikan pihaknya sudah melakukan langkah awal. “Kami sudah melakukan pendataan awal dan kini sedang diverifikasi untuk memastikan jumlah pasti korban,” jelasnya. Ia menambahkan, koordinasi lintas instansi terus dilakukan untuk mencari solusi relokasi sementara. “Kami sedang berkoordinasi lintas instansi untuk mencari solusi relokasi sementara yang paling memungkinkan, sehingga pedagang bisa segera berjualan kembali,” ungkap Risa.

Namun, di lapangan, kenyataan masih jauh dari kata tenang. Radar Banjarmasin yang memantau situasi pada Selasa (30/09/2025) sore mendapati pemandangan memilukan. Wajah-wajah pedagang tampak letih dengan mata memerah, pertanda mereka memilih berjaga sejak malam kebakaran terjadi. Kekhawatiran akan kehilangan sisa barang dagangan membuat mereka enggan meninggalkan reruntuhan kios.

Tidak hanya itu, ratusan warga yang datang ke lokasi semakin memperumit suasana. Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak tampak mengais sisa-sisa logam, potongan besi, hingga barang bekas lain yang dianggap masih bernilai. Kehadiran para pengepul dengan karung di tangan menambah tekanan mental bagi para pedagang korban kebakaran, yang harus menyaksikan sisa harta mereka dipungut oleh orang lain.

Kondisi ini membuat pedagang mendesak pemerintah tidak hanya mempercepat pendataan dan relokasi, tetapi juga memperkuat pengamanan di lokasi. Mereka ingin setidaknya ada ketenangan untuk menjaga puing-puing kios yang terbakar tanpa dihantui ketakutan akan kehilangan barang yang masih bisa dimanfaatkan.

Peristiwa ini sekaligus menjadi ujian bagi Pemerintah Kabupaten Kotabaru. Janji manis soal bantuan dan relokasi yang diucapkan di depan publik kini dinanti realisasinya. Para pedagang tidak hanya butuh simpati, melainkan juga langkah nyata agar roda perekonomian mereka bisa kembali bergerak.

Bagi warga Kotabaru, pasar bukan sekadar tempat transaksi. Pasar Kemakmuran adalah denyut nadi perekonomian lokal, tempat ribuan orang menggantungkan hidup. Kehilangannya sementara saja sudah membawa dampak besar, apalagi jika pemulihan berlarut-larut. Karena itu, kecepatan dan ketegasan pemerintah dalam menangani musibah ini akan menjadi penentu kepercayaan publik pada kinerja mereka. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com