TANJUNG SELOR – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) semakin serius menata arah pembangunan sumber daya manusia. Melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappeda-Litbang), pemprov menargetkan Indeks Modal Manusia (IMM) Kaltara mencapai 0,60 pada 2029. Target ini melampaui rata-rata nasional yang ditetapkan dalam RPJMN 2025–2029, yakni 0,59.
Komitmen tersebut disampaikan dalam rapat laporan pendahuluan kajian peningkatan IMM bersama tim ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Senin (29/09/2025). Pertemuan ini menjadi titik awal penyusunan strategi jangka menengah dalam upaya memperkuat kualitas kesehatan dan pendidikan di provinsi termuda di Indonesia itu.
Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda-Litbang Kaltara, Mochamad Sarkawi, menegaskan bahwa kajian yang dilakukan bersama UGM akan menjadi dasar pijakan untuk menyusun kebijakan yang lebih konkret.
“Kajian ini sangat penting sebagai dasar perumusan kebijakan pembangunan SDM yang lebih terukur dan berkelanjutan,” ucapnya.
Menurut Sarkawi, kajian tersebut bertujuan memetakan capaian IMM Kaltara saat ini, sekaligus mengidentifikasi faktor penghambat maupun pendorong. Hasil akhirnya akan menghasilkan rekomendasi strategis yang bisa dijalankan lintas sektor.
“Target kita adalah meningkatkan nilai IMM Kaltara hingga 0,60 pada tahun 2029,” ungkapnya.
Dalam forum itu, sejumlah perangkat daerah yang terkait dengan pembangunan SDM turut hadir. Keterlibatan lintas sektor, menurut Sarkawi, menjadi kunci agar laporan yang disusun benar-benar komprehensif dan bisa diaplikasikan.
“Partisipasi aktif perangkat daerah menjadi kunci agar kajian ini lebih komprehensif dan aplikatif,” tambahnya.
Bagi pemerintah daerah, IMM bukan sekadar angka statistik, melainkan gambaran kualitas daya saing generasi mendatang. Indeks ini, yang diperkenalkan oleh Bank Dunia, mengukur sejauh mana kesehatan dan pendidikan mampu berkontribusi terhadap produktivitas pekerja di masa depan. Dengan demikian, anak-anak yang lahir hari ini dapat diproyeksikan tingkat produktivitasnya ketika dewasa.
IMM memiliki tiga pilar utama yang menjadi tolok ukur, yakni kemampuan bertahan hidup (kesehatan), kualitas pendidikan melalui capaian belajar yang diukur tes terstandar, serta kesehatan secara keseluruhan. Ukuran ini sekaligus menyempurnakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang selama ini digunakan, karena IMM memasukkan komponen mutu pendidikan yang sebelumnya belum terakomodasi dalam IPM.
Pemerintah Provinsi Kaltara melihat IMM sebagai instrumen penting untuk mempercepat pembangunan manusia. Dengan wilayah yang masih berkembang dan infrastruktur dasar yang terus dibangun, peningkatan kualitas SDM menjadi strategi vital untuk memastikan Kaltara mampu bersaing dengan provinsi lain.
Kerja sama dengan perguruan tinggi seperti UGM menunjukkan bahwa pemprov tidak hanya mengandalkan analisis internal, melainkan juga melibatkan akademisi yang berpengalaman dalam riset kebijakan publik. Harapannya, sinergi ini bisa menghasilkan rekomendasi yang realistis sekaligus visioner.
Langkah Pemprov Kaltara ini sejalan dengan arahan pemerintah pusat yang menjadikan pembangunan manusia sebagai prioritas nasional. Dengan target yang lebih tinggi dari standar nasional, Kaltara berupaya menunjukkan keseriusan untuk mempercepat lompatan pembangunan.
Ke depan, hasil kajian yang sedang disusun akan menjadi dasar bagi program-program konkret, mulai dari peningkatan layanan kesehatan masyarakat, perbaikan kualitas sekolah, hingga peningkatan kapasitas guru dan tenaga medis. Semua itu ditujukan agar anak-anak Kaltara tumbuh sehat, cerdas, dan siap bersaing di masa depan. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan