TANJUNG SELOR – Rencana pelaksanaan latihan militer gabungan empat negara di Kalimantan Utara (Kaltara) menjadi perhatian publik, khususnya masyarakat perbatasan di Kabupaten Nunukan. Latihan ini digagas sebagai upaya memperkuat kerja sama pertahanan regional, sekaligus memastikan kesiapan Indonesia dalam menghadapi dinamika keamanan kawasan Asia Pasifik.
Empat negara yang direncanakan ikut ambil bagian dalam latihan bersama tersebut ialah Indonesia, Singapura, Australia, dan Malaysia. Lokasi yang disebut-sebut menjadi kandidat utama adalah wilayah perbatasan Nunukan, yang memiliki posisi strategis karena langsung berhadapan dengan negara tetangga.
Komandan Korem 092/Maharajalila, Brigjen TNI Mohammad Sjahroni, menyampaikan bahwa hingga kini kepastian lokasi masih menunggu keputusan Markas Besar (Mabes) TNI. Menurutnya, di tingkat daerah memang sudah ada gambaran lokasi potensial, tetapi semua keputusan akhir berada di tangan Mabes.
“Sekarang masih dikaji ulang, sedang ditinjau. Daerah latihannya tentu nanti kita menunggu keputusan dari Mabes Angkatan,” kata Sjahroni saat ditemui wartawan pada Senin (29/09/2025).
Ia menambahkan, persiapan di tingkat daerah sejauh ini baru sebatas pemetaan awal. Walaupun demikian, Korem 092 tetap menyiapkan segala kemungkinan agar pelaksanaan dapat berjalan lancar jika nantinya ditetapkan. “Persiapan lokasi latihan ada, tetapi untuk kepastiannya menunggu keputusan dari Mabes. Jadi memang sampai sekarang belum ada keputusan,” tegasnya.
Latihan multinasional ini dipandang penting bukan hanya dari sisi pertahanan, melainkan juga bagi hubungan diplomasi dan solidaritas antarnegara sahabat. Kehadiran personel dari berbagai negara dinilai mampu mempererat kerja sama strategis yang telah terjalin, sekaligus memperlihatkan komitmen Indonesia dalam menjaga stabilitas kawasan.
Selain dimensi militer, agenda besar ini diperkirakan akan membawa dampak positif bagi masyarakat lokal. Sjahroni menuturkan, perputaran ekonomi di sekitar lokasi latihan diperkirakan meningkat, terutama dari sektor logistik, transportasi, dan jasa penunjang lainnya. “Kehadiran personel dari berbagai negara akan mendorong perputaran ekonomi di daerah, baik dari sisi logistik maupun jasa pendukung,” ujarnya.
Meski begitu, TNI tetap menekankan bahwa aspek keamanan dan kepentingan pertahanan nasional menjadi prioritas utama. Latihan ini dirancang bukan hanya sebagai sarana meningkatkan keterampilan tempur, melainkan juga memperkuat kesiapan prajurit dalam menghadapi potensi ancaman lintas batas.
“Kalau memang jadi dilaksanakan, tentu kita akan mendukung penuh. Sebagai komando teritorial, kami siap memberikan dukungan di bidang teritorial. Ini bagian dari tugas kami untuk memastikan kegiatan berjalan aman dan lancar,” tutur Sjahroni.
Ia menegaskan bahwa jajaran di daerah sudah menyiapkan diri untuk menindaklanjuti setiap keputusan yang datang dari pusat. Hingga saat ini, Korem 092 masih menunggu instruksi resmi dari Mabes Angkatan Darat. “Kami sifatnya siap sedia. Tinggal menunggu arahan lebih lanjut dari pusat,” tandasnya.
Rencana latihan bersama ini sekaligus menegaskan peran Kaltara sebagai daerah strategis di garis depan pertahanan nasional. Posisi Nunukan yang berseberangan dengan negara tetangga menjadikan wilayah ini kerap menjadi lokasi perhatian khusus dalam konteks keamanan perbatasan.
Selain rencana latihan gabungan, pemerintah pusat sebelumnya juga mengkaji pembangunan Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) baru di Kaltara. Fasilitas ini digadang-gadang memiliki areal yang lebih luas dibandingkan Puslatpur di Sumatera, sehingga bisa mendukung kegiatan latihan militer berskala besar.
Jika rencana ini terealisasi, Kaltara tidak hanya menjadi daerah perbatasan yang berperan sebagai pintu gerbang negara, tetapi juga pusat pengembangan kemampuan militer nasional dengan standar internasional. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan