GAZA – Serangan pasukan Israel di Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 41 warga Palestina, termasuk 17 orang yang ditembak mati di dekat pusat distribusi bantuan, menurut laporan badan pertahanan sipil dan rumah sakit setempat. Korban lain mengalami luka-luka akibat serangan yang terus berlangsung meskipun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan dukungan terhadap rencana perdamaian Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Dilansir AFP, Selasa (30/09/2025), pejabat pertahanan sipil Gaza – pasukan penyelamat yang beroperasi di bawah otoritas Hamas – menyebutkan bahwa 17 orang tewas di sekitar lokasi distribusi bantuan dekat Jembatan Wadi Gaza, di Gaza tengah. Rumah Sakit Al-Awda mengonfirmasi telah menerima jenazah dan melaporkan 33 orang terluka.
“Kami menerima 17 korban syahid dan 33 orang terluka akibat serangan pasukan Israel yang menargetkan kerumunan warga di dekat area distribusi bantuan kemanusiaan di dekat Jembatan Wadi Gaza di Jalur Gaza tengah,” kata pihak rumah sakit dalam pernyataan resmi.
Sejak akhir Mei, ribuan warga Palestina setiap hari berkumpul di lokasi-lokasi distribusi makanan, termasuk yang dikelola Yayasan Kemanusiaan Gaza, yang mendapat dukungan dari AS dan Israel. Namun, operasi distribusi bantuan ini kerap terganggu oleh insiden penembakan dari pasukan Israel.
Seorang jurnalis AFP yang berada di pusat distribusi makanan wilayah Nuseirat, Gaza tengah, melaporkan ratusan anak-anak dan warga memadati lokasi tersebut untuk menerima beras dan kebutuhan pokok lainnya. Saat dimintai komentar mengenai insiden di Jembatan Wadi Gaza, militer Israel menyatakan sedang melakukan penyelidikan.
Keterbatasan pasokan bantuan akibat blokade Israel sejak dimulainya perang hampir dua tahun lalu memperparah krisis kemanusiaan di Gaza. Kekurangan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar yang dibutuhkan rumah sakit untuk menjalankan generator membuat pelayanan medis semakin tertekan.
Selain korban di dekat pusat distribusi bantuan, pertahanan sipil Gaza menyebut 15 warga tewas akibat serangan di Kota Gaza, di mana ratusan ribu orang terpaksa mengungsi. Sembilan korban lain dilaporkan tewas di lokasi berbeda di wilayah tersebut. Kondisi lapangan yang sulit diakses serta pembatasan media membuat AFP tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban dan rincian serangan.
Pada Senin (29/9), Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana perdamaian 20 poin untuk segera menghentikan perang di Gaza, yang mendapat dukungan Netanyahu. Namun, Hamas hingga Selasa (30/9) belum memberikan tanggapan. Trump mengeluarkan ultimatum kepada kelompok tersebut, mengatakan, “Kami hanya menunggu Hamas, dan Hamas akan melakukannya atau tidak. Dan jika tidak, itu akan menjadi akhir yang sangat menyedihkan.”
Krisis ini menegaskan ketegangan yang masih berlangsung di Gaza meski ada upaya diplomasi internasional, serta tekanan besar terhadap warga sipil yang terus menghadapi serangan dan kesulitan akses bantuan kemanusiaan. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan