Ketapang Siapkan Petani Lewat Workshop UKMK Sawit

KETAPANG – Dalam upaya mendukung keberlangsungan ekonomi petani sawit, terutama saat menghadapi masa replanting (peremajaan) tanaman yang berpotensi menurunkan pendapatan, 40 pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dari Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, mengikuti workshop UKMK Sawit. Kegiatan berlangsung pada (29–30/09/2025), menghadirkan berbagai materi dari praktisi usaha yang relevan dengan pengembangan bisnis berbasis sawit.

Workshop ini diselenggarakan Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) bersama PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA), dengan dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), bertempat di salah satu hotel di Kabupaten Ketapang. Direktur AKPY, Dr. Sri Gunawan, S.P., M.P., menegaskan pentingnya pelatihan ini bagi petani sawit yang menghadapi penurunan pendapatan akibat tanaman sawit yang menua.

“Bapak dan ibu peserta rata-rata memiliki pendapatan utama dari perkebunan sawit, yang nantinya akan mengalami penurunan (hasil) seiring dengan tanaman sawit yang menua dan harus diremajakan. Maka melalui pelatihan UKMK Sawit, harapannya bisa menjadi sumber penghasilan lain bagi para petani sawit yang melakukan replanting,” ujarnya saat memberikan sambutan.

Dr. Sri Gunawan menjelaskan, masa replanting dapat menyebabkan produksi sawit berhenti hingga tiga tahun, meski setiap hektar mendapatkan dana replanting dari BPDP sebesar Rp 60 juta. Ia menekankan pentingnya petani memanfaatkan peluang usaha dari produk turunan sawit sebagai sumber penghasilan alternatif.

“Petani atau pekebun sawit harus bisa mencari alternatif penghasilan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi, dengan cara membuat usaha memanfaatkan produk turunan sawit menjadi produk bernilai tambah dari sisi ekonomi,” jelasnya.

Menurutnya, siklus tanaman sawit yang telah mencapai 25 tahun memang sudah seharusnya diremajakan karena produktivitasnya menurun dan tinggi tanaman menyulitkan proses panen. Namun, tingginya harga tandan buah segar (TBS) membuat sebagian petani enggan melakukan replanting.

“Kondisi inilah yang menjadikan para petani menunda dan enggan untuk melakukan replanting,” ujar Dr. Sri Gunawan.

AKPY bekerja sama dengan PT BGA untuk mendampingi petani sawit dalam diversifikasi usaha melalui program CSR. Beberapa petani telah berhasil mengembangkan produk yang diminati pasar, bahkan menembus supermarket. Pendampingan juga mencakup akses permodalan dan legalitas usaha, salah satu kendala utama bagi pelaku UKM.

“Selain itu, akan ada praktik usaha ini dapat meningkatkan dan mengembangkan usahanya supaya lebih baik lagi, dari sisi permodalan dan produksi. Jadi, selama dua hari akan banyak manfaat yang didapat bagi pelaku UKMK Sawit. Serta bisa membuka jaringan untuk saling memasarkan dan supply bahan baku, ini akan memperkuat dan mengembangkan usaha,” pungkasnya.

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari pemerintah daerah. Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perdagangan, dan Perindustrian Kabupaten Ketapang, Edi Radiansyah, S.H., M.H., menyatakan:

“Kami mengapresiasi workshop UKMK Sawit yang diadakan AKPY bekerja sama dengan PT BGA dengan dukungan BPDP. Kami berharap para peserta dapat memanfaatkan dengan baik. Ini dapat menginspirasi kami untuk melakukan kerja sama dengan perusahaan dalam hal pendampingan pelaku UKM, seperti yang sudah dilakukan para perusahaan sawit.”

Edi berharap produk UKM dapat dipasarkan ke pasar lebih luas dan peserta dapat saling bertukar pengalaman, terutama terkait legalitas usaha. Ia menegaskan, dukungan terhadap workshop UKMK Sawit di Kabupaten Ketapang semoga berkelanjutan dan melibatkan lebih banyak perusahaan sawit dari 80 perusahaan yang ada di wilayah tersebut. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com