TANAH BUMBU – Kebakaran kembali menghantui fasilitas pendidikan di Kabupaten Tanahbumbu, Kalimantan Selatan. Pada Selasa malam (30/09/2025), api melahap tiga ruang kelas di SDN Wonorejo, Kecamatan Kusan Hulu.
Insiden yang terjadi sekitar pukul 19.10 WITA itu diduga kuat dipicu korsleting listrik dari bagian plafon salah satu ruang kelas. Dalam hitungan menit, kobaran api membesar dan menyambar atap bangunan. Tiga ruang kelas yakni kelas 4, 5, dan 6 tak bisa diselamatkan.
Kepala Desa Wonorejo, Sadi, menuturkan keberanian masyarakat yang cepat bertindak menjadi penyelamat agar kebakaran tidak menjalar lebih luas. “Api tiba-tiba muncul dari plafon kemudian membumbung ke atap dan langsung menyebar ke satu gedung. Alhamdulillah tadi sudah bisa dibantu masyarakat sehingga tidak merembet ke gedung sebelah,” ucapnya.
Sebelum regu pemadam kebakaran tiba di lokasi, warga sudah lebih dulu melakukan upaya darurat. Ada yang memutus arus listrik, ada pula yang berjibaku menyiram api dengan peralatan seadanya. Berkat kerja sama itu, kebakaran bisa dilokalisir. Setelah beberapa unit damkar datang, api akhirnya dipadamkan sepenuhnya.
Meski tidak ada korban jiwa, kebakaran ini menimbulkan kerugian materiil yang besar. Selain itu, kegiatan belajar mengajar untuk siswa di tiga kelas tersebut otomatis lumpuh. Pihak sekolah harus segera mencari solusi agar proses pendidikan tetap berjalan. Sementara ini, kemungkinan siswa akan digabung dengan kelas lain atau dipindahkan ke ruangan sementara.
Kebakaran sekolah ini menambah daftar panjang insiden serupa di wilayah Kalimantan Selatan dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, sejumlah pasar tradisional di daerah lain juga dilalap api, menimbulkan kerugian besar bagi pedagang. Kejadian di SDN Wonorejo menegaskan kembali betapa pentingnya sistem kelistrikan dan keamanan gedung diperiksa secara berkala.
Bagi warga Wonorejo, peristiwa ini sekaligus menjadi pelajaran berharga tentang arti gotong royong dalam menghadapi keadaan darurat. Tanpa keberanian dan kepedulian mereka, mungkin kerusakan akan jauh lebih luas, mengancam bangunan sekolah lainnya.
Kini, perhatian masyarakat dan pemerintah daerah tertuju pada langkah pemulihan. Selain perbaikan fisik bangunan, dukungan moral bagi para siswa juga menjadi hal penting. Anak-anak yang kehilangan ruang kelas mereka tetap perlu mendapat semangat agar tidak terganggu dalam menempuh pendidikan.
Insiden di SDN Wonorejo bukan hanya tentang kebakaran gedung, tetapi juga tentang daya tahan sebuah komunitas. Di tengah bencana, solidaritas masyarakat menjadi benteng pertama sebelum bantuan resmi datang. Dari sana pula muncul harapan bahwa sekolah ini bisa segera bangkit kembali dan anak-anak dapat melanjutkan belajar tanpa rasa takut. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan