SAMARINDA – Kalimantan Timur (Kaltim) resmi ditunjuk sebagai tuan rumah Borneo Games 2027. Kepastian itu disampaikan Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud usai menghadiri High Level Meeting Regional Investor Relations Unit (HLM-RIRU) di Hotel Midtown Samarinda, Senin (29/09/2025).
Borneo Games merupakan ajang olahraga yang mempertemukan atlet dari Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Agenda yang dikemas dengan semangat silaturahmi dan sportivitas ini disebut-sebut sebagai pesta olahraga lintas batas negara serumpun. Namun, di balik gaung prestisiusnya, banyak pihak menilai penyelenggaraan event internasional ini lebih memberi panggung pada pemerintah pusat, sementara beban besar persiapan justru ditanggung daerah.
Rudy Mas’ud menegaskan, Kaltim akan menyiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambut kepercayaan besar tersebut. Ia menggarisbawahi bahwa kesempatan ini bukan hanya ajang olahraga, melainkan juga momentum strategis untuk memperkenalkan potensi daerah ke dunia internasional. “Insya Allah tidak ada halangan, Kalimantan Timur sebagai bagian dari Borneo akan menjadi tuan rumah Borneo Games tahun 2027. Dari lima provinsi di Pulau Borneo, hanya Kaltim yang mengirimkan kontingen pada ajang olahraga di Kuching, Sarawak kemarin,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa keputusan ini melalui proses panjang sebelum disepakati di Malaysia. “Alhamdulillah, setelah melalui perdebatan panjang dengan para datuk di Malaysia, disepakati bahwa ajang olahraga regional Borneo tersebut akan dilaksanakan di Kaltim,” tambahnya.
Lebih lanjut, Rudy menekankan arti penting Borneo Games 2027 bagi Kaltim. Selain sportivitas, ajang ini menjadi sarana promosi bagi Ibu Kota Nusantara (IKN). “Ini menjadi kesempatan besar bagi kita untuk memperkenalkan Ibu Kota Nusantara dan potensi luar biasa Kalimantan Timur, yang nantinya akan dihadiri oleh Brunei, Malaysia, dan seluruh provinsi di Kalimantan,” tegasnya.
Meski penuh optimisme, tantangan besar menanti. Pemprov Kaltim dituntut menyiapkan infrastruktur olahraga, akomodasi, serta sumber daya manusia. Dukungan pemerintah pusat tentu diperlukan, namun realitas di lapangan memperlihatkan bahwa beban utama persiapan ditanggung pemerintah daerah.
Selain infrastruktur, keterlibatan masyarakat juga digarisbawahi Rudy. Ia berharap warga dapat menunjukkan budaya dan kearifan lokal. “Kita ingin Borneo Games 2027 tidak hanya sukses dalam pertandingan olahraga, tapi juga sukses dalam memberikan kesan positif bagi seluruh tamu yang hadir. Ini pesta kita bersama,” katanya.
Borneo Games 2027 diperkirakan menghadirkan ribuan atlet dan tamu undangan. Dari sisi pemerintah pusat, event ini jelas memberi panggung promosi bagi IKN yang kini sedang dipoles. Namun, di sisi lain, daerah harus berpacu dengan waktu untuk membenahi fasilitas publik yang masih terbatas.
Pemerintah optimistis ajang ini akan mendongkrak pariwisata dan ekonomi kreatif. Akan tetapi, tanpa dukungan nyata anggaran pusat, pesta olahraga yang diklaim menjadi “kebanggaan bersama” ini berpotensi menjadi beban finansial dan logistik bagi daerah.
Dengan status tuan rumah yang sudah pasti, Kaltim harus segera berkoordinasi dengan berbagai pihak. Tetapi pertanyaan besar yang tersisa: apakah manfaat besar Borneo Games akan benar-benar dirasakan masyarakat, atau hanya menjadi etalase pemerintah pusat untuk memamerkan proyek IKN di mata dunia? []
Penulis: Rifky Irlika Akbar | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan