Ketegangan Karibia Memanas, Venezuela vs AS

CARACA – Ketegangan baru kembali muncul di kawasan Karibia setelah pemerintah Venezuela menuduh Amerika Serikat (AS) melakukan provokasi dengan menerbangkan jet-jet tempurnya mendekati wilayah udara Venezuela. Caracas menilai tindakan itu sebagai ancaman langsung terhadap kedaulatan negara.

Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan Venezuela dalam pernyataan bersama, Jumat (03/10/2025), menyebut radar pertahanan mendeteksi pergerakan jet tempur AS pada jarak sekitar 75 kilometer dari garis pantai Venezuela. Walau belum dipastikan apakah pesawat itu benar-benar melintasi batas wilayah udara nasional, pemerintah tetap menuding Washington bertindak secara sepihak.

Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino, mengungkapkan sedikitnya lima jet tempur AS terpantau mendekati Caracas. “Pesawat-pesawat itu berani mendekati pantai Venezuela dan telah terdeteksi oleh sistem pertahanan udara serta pelacakan di Bandara Internasional Maiquetia,” ujarnya. Padrino menilai langkah AS itu dapat mengganggu keamanan regional dan membahayakan penerbangan sipil di kawasan Laut Karibia.

Pernyataan keras tersebut muncul di tengah meningkatnya aktivitas militer AS di wilayah Amerika Latin. Bulan lalu, Presiden Donald Trump mengumumkan pengerahan besar-besaran armada tempur, termasuk 10 jet F-35 ke Puerto Rico, serta delapan kapal perang dan satu kapal selam nuklir. Washington beralasan, operasi itu ditujukan untuk memberantas perdagangan narkoba lintas Karibia menuju daratan AS.

Namun, Caracas melihat langkah itu dari kacamata lain. Presiden Nicolas Maduro berulang kali menuding pemerintahan Trump mencoba melakukan “operasi rahasia” untuk mengganti rezim di Venezuela. Menurutnya, pengerahan militer dengan dalih memerangi narkoba hanyalah upaya terselubung untuk meningkatkan tekanan politik dan militer terhadap negaranya.

Situasi semakin panas setelah AS mengklaim berhasil menghancurkan empat kapal yang dituding membawa narkoba dalam beberapa pekan terakhir. Serangan di perairan internasional itu menewaskan sedikitnya 14 orang. Laporan tersebut menuai kecaman dari sejumlah organisasi hak asasi manusia yang mempertanyakan dasar legalitas operasi militer AS.

Dari dalam negeri AS sendiri, kritik juga berdatangan. Politisi Partai Demokrat dan bahkan sebagian anggota Partai Republik menilai langkah militer Trump di Karibia berpotensi memicu konflik lebih luas. Mereka mendesak agar pemerintah berhati-hati dan tetap mematuhi hukum internasional.

Bagi Venezuela, kehadiran pesawat-pesawat tempur AS di dekat perbatasan udara menjadi simbol tekanan asing yang berbahaya. Pemerintah menegaskan tidak akan tinggal diam dan akan terus memantau setiap pergerakan militer di kawasan. “Ini adalah bentuk pelanggaran hukum internasional dan provokasi yang jelas terhadap kedaulatan nasional,” tulis pernyataan bersama dua kementerian di Caracas.

Kawasan Karibia sendiri kini berada dalam situasi yang semakin tegang. Dengan pengerahan kekuatan udara dan laut AS di satu sisi, serta retorika keras dari Caracas di sisi lain, banyak pihak khawatir insiden kecil dapat berkembang menjadi krisis besar. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com