PONTIANAK – Wali Kota Pontianak Sutarmidji menyatakan dalam lima tahun terakhir sejak 2010 hingga 2015, jumlah pedagang kaki lima (PKL) di kota itu telah meningkat sekitar 29 persen, meskipun terus dilakukan penataan oleh Pemkot Pontianak.
“Data PKL tahun 2010, tercatat sebanyak 1.661 PKL, dalam lima tahun ke depannya atau 2015 menjadi 2.156 PKL atau meningkat sebesar 29 persen,” kata Sutarmidji di Pontianak, Selasa (03/11).
Ia menjelaskan, Pemkot Pontianak dalam hal tersebut, terus melakukan penataan terhadap keberadaan PKL agar tidak membuat kumuh, dan hal itu sudah sukses dilakukan di beberapa kawasan pasar tradisional Pontianak.
“Kami dalam melakukan penataan PKL tidak ada toleransi sehingga bisa berjalan sukses, seperti penataan PKL di kawasan Jalan Tanjungpura di Pasar Sudirman, Pasar Flamboyan dan pasar-pasar tradisional lainnya,” kata Sutarmidji.
Sebelumnya, Sutarmidji menyatakan, Pemkot Pontianak tidak akan membolehkan lagi ada aktivitas PKL di kawasan Taman Alun-alun Kapuas Pontianak yang kini sedang dilakukan penataan kembali, terutama untuk pembangunan pagar khusus memagar taman, dan pembenahan taman bunga.
“Taman Alun-alun Kapuas dibangun untuk semua masyarakat Kota Pontianak, bukan untuk para PKL berjualan sehingga tampak semrawut,” ujarnya.
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Pontianak, belum lengkap kalau tidak berkunjung ke taman alun-alun itu, karena lokasinya yang strategis berada di tengah-tengah kota. Apalagi keberadaan taman itu tepat di depan Kantor Wali Kota Pontianak, Jalan Rahadi Oesman dan di pinggir Sungai Kapuas.
Taman itu telah dilengkapi dengan air mancur menari dan fasilitas lainnya, serta “Waterfront” yang dibangun sejak tahun 1999, yang diramaikan oleh aneka jajanan, seperti bakso, kacang rebus, sate, jagung bakar dan rebus, serta makanan ringan lainnya yang banyak dijajakan pedagang di sepanjang jalan di kawasan tersebut. [] ANT