KUTAI TIMUR – Polisi turun ke jalan, ke pasar, hingga ke simpang padat kota Sangatta. Namun di balik semangat penyuluhan dan sambang masyarakat yang digencarkan Satbinmas Polres Kutai Timur (Kutim), terselip ironi lama: penyuluhan yang ramai di lapangan sering kali tak menyentuh akar masalah di lapangan.
Tiga personel Satbinmas Bripda Yoel Bandhaso, Bripda Lundu Manalu, dan Bripda Weigel Romon berkeliling dari Pasar Induk Sangatta hingga Simpang Patung Singa, menyampaikan pesan bahaya narkoba, judi online, premanisme, hingga imbauan soal keselamatan berkendara dan pencegahan kebakaran. Namun pertanyaannya, apakah kampanye keliling ini cukup ampuh menekan angka kejahatan dan pelanggaran yang terus meningkat di Kutim?
Kegiatan sambang dan penyuluhan seperti ini kerap menjadi wajah ramah Polri di hadapan publik penuh pesan moral dan ajakan damai. Tetapi tanpa evaluasi mendalam dan tindak lanjut konkret, kegiatan ini berisiko hanya menjadi ritual seremonial yang lebih sibuk di dokumentasi daripada perubahan nyata.
Kapolres Kutim AKBP Fauzan Arianto menegaskan bahwa penyuluhan ini adalah bagian dari strategi membangun kedekatan dengan masyarakat. “Kami ingin Polri tidak hanya hadir saat ada masalah, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat,” ujarnya, Jumat (03/10/2025).
Pernyataan itu terdengar ideal, tetapi publik tentu menanti bukti nyata. Di Kutim, kasus narkoba, judi daring, hingga tawuran remaja masih marak. Sementara itu, api kebakaran lahan kembali mengancam, dan pelanggaran lalu lintas masih tinggi. Edukasi memang penting, tapi tanpa pengawasan, penegakan hukum, dan transparansi, imbauan hanya menjadi gema tanpa gaung.
Satbinmas juga memberikan pesan kepada pedagang pasar agar mewaspadai kebakaran akibat korsleting listrik atau kelalaian gas elpiji. Namun masyarakat berharap lebih dari sekadar imbauan mereka butuh kepastian bahwa laporan mereka ditindak, bukan sekadar dicatat.
Polisi memang hadir untuk membina, tapi juga harus berani mengoreksi sistem internal agar pendekatan preventif tidak berhenti di spanduk dan selebaran. Sebab keamanan sejati bukan lahir dari patroli keliling, melainkan dari kepercayaan publik yang dibangun lewat konsistensi, keadilan, dan keberanian menindak siapa pun yang melanggar. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan