Banjarbaru Gempar, Tamu Hotel Tewas

BANJARBARU — Suasana tenang di sebuah hotel berbintang di Jalan Ahmad Yani, Banjarbaru, mendadak berubah tegang pada Senin (06/10/2025) sore, ketika seorang pria berusia sekitar 55 tahun ditemukan tewas di dalam kamar yang ia sewa. Peristiwa ini kembali menyoroti lemahnya sistem keamanan dan pemantauan tamu di hotel-hotel kelas atas yang kerap mengandalkan citra mewah, tetapi abai pada keselamatan pengunjungnya.

Korban yang diketahui berinisial T, ditemukan dalam posisi telentang di atas kasur, tanpa tanda-tanda kehidupan. “Saat ditemukan kondisi korban tertidur di atas kasur dengan posisi jenazah telentang,” ungkap Habibi, relawan emergency yang pertama kali mendapat laporan dari pihak hotel.

Tak lama kemudian, tim Inafis Polres Banjarbaru tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengevakuasi jenazah ke rumah sakit. Aipda Aulia Rahman, Kaur Inafis Polres Banjarbaru, membenarkan bahwa korban adalah tamu resmi hotel. “Kami terima kurang lebih jam 15.30 WITA. Kami diberitahu dari piket SPKT Polres Banjarbaru bahwasannya memang ada temuan orang meninggal dunia dari pihak hotel,” katanya.

Hasil pemeriksaan awal tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan. “Dugaan kami bahwasannya korban meninggal dunia karena sakit,” ujar Aulia. Namun, pernyataan ini menimbulkan pertanyaan lain: bagaimana seorang tamu bisa meninggal sendirian di kamar hotel tanpa diketahui pihak pengelola hingga tubuhnya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa?

Hotel berbintang semestinya memiliki sistem keamanan dan pemantauan tamu yang lebih ketat. Dari CCTV, layanan kebersihan, hingga komunikasi resepsionis, semua seharusnya mampu mendeteksi aktivitas mencurigakan atau keadaan darurat. Fakta bahwa korban ditemukan dalam kondisi meninggal di kamar justru memperlihatkan kelengahan manajemen hotel dalam melakukan pengawasan terhadap tamu.

Belakangan diketahui, korban adalah pekerja wiraswasta asal Landasan Ulin yang tinggal seorang diri. Keluarga di Jakarta telah diberitahu, dan jenazah rencananya akan diterbangkan ke ibu kota. “Selanjutnya jenazah akan diurus oleh pihak yang memang diamanatkan oleh anaknya yang ada di Jakarta,” tambah Aulia.

Kasus seperti ini seharusnya menjadi peringatan bagi industri perhotelan untuk tidak hanya berfokus pada pelayanan bisnis, tetapi juga aspek deteksi dini kesehatan dan keamanan tamu. Pemerintah daerah pun seharusnya menindaklanjuti dengan audit protokol keselamatan hotel, agar tragedi serupa tidak terus berulang dan hanya berakhir dengan kalimat klise “dugaan sakit”.

Tragedi di Banjarbaru ini bukan sekadar kisah duka, melainkan alarm bahwa kemewahan tidak selalu menjamin keselamatan. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com