Industri Naik, Petani Masih Terpinggirkan

TANJUNG SELOR – Rencana pembangunan pabrik turunan kelapa sawit di Bulungan, Kalimantan Utara, kembali jadi sorotan setelah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Holding mengirim tim survei lapangan. Langkah ini disebut sebagai bagian dari kajian awal proyek hilirisasi sawit di daerah tersebut. Namun, di balik kabar optimistis itu, belum ada penjelasan terbuka soal dampak sosial dan lingkungan yang akan menyertai proyek besar ini.

Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Bulungan, Kristiyanto, mengonfirmasi bahwa survei dilakukan oleh PTPN PalmCo, anak perusahaan PTPN Holding yang fokus pada pengolahan sawit. “Masih dalam tahap survei yang dilakukan oleh PTPN PalmCo. Survei dilakukan di empat kabupaten, yakni Bulungan, Malinau, Nunukan, dan Tana Tidung,” ujar Kristiyanto, Senin (06/10/2025).

Menurutnya, fokus utama kajian berada di Desa Ardimulyo, Kecamatan Tanjung Palas Utara, yang disiapkan sebagai lokasi rencana pembangunan pabrik. “Rencana lahan untuk pabrik di Desa Ardimulyo. Sekarang ini Bulungan sudah memiliki tujuh pabrik CPO kelapa sawit aktif, sedangkan di Nunukan terdapat sembilan PKS,” jelasnya.

Namun, justru di sinilah letak persoalannya: dengan tujuh pabrik CPO yang sudah beroperasi, apakah daerah ini benar-benar butuh satu lagi pabrik sawit? Atau, apakah proyek baru ini hanya memperkuat dominasi korporasi besar di atas tanah masyarakat yang semakin menyempit akibat ekspansi perkebunan?

Kristiyanto menambahkan bahwa rencana pembangunan pabrik ini akan memperkuat kapasitas pengolahan sawit di tingkat regional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. “Kalau ini terealisasi, tentu akan berdampak positif pada ekonomi masyarakat. Produksi tandan buah segar (TBS) dari kebun rakyat bisa terserap lebih maksimal,” katanya.

Pernyataan itu memang terdengar menjanjikan, namun tanpa jaminan harga TBS yang stabil dan akses lahan yang adil, petani rakyat tetap berada di posisi lemah. Banyak pengalaman di wilayah lain menunjukkan bahwa hilirisasi sawit justru menambah ketimpangan: industri tumbuh, tapi petani tetap hidup di bawah tekanan pasar dan korporasi.

Pemerintah Kabupaten Bulungan dikatakan mendukung penuh langkah PTPN Holding sebagai bagian dari strategi memperluas hilirisasi sektor perkebunan dan memperkuat posisi Bulungan sebagai sentra sawit di Kaltara. “Ini juga sejalan dengan visi Bupati Bulungan untuk memperkuat sektor pertanian dan perkebunan sebagai penopang utama ekonomi daerah,” imbuhnya.

Namun visi besar itu bisa menjadi kosong bila tidak dibarengi kebijakan perlindungan terhadap lahan rakyat, pengawasan lingkungan, dan pengendalian ekspansi lahan sawit baru. Survei boleh berjalan, tapi pertanyaan publik tetap sama: siapa yang paling diuntungkan dari proyek pabrik baru ini petani, daerah, atau korporasi besar? []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com