KOTAWARINGIN TIMUR – Penemuan tulang belulang manusia di kebun sawit Desa Tumbang Sangai, Kecamatan Telaga Antang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, kembali menimbulkan pertanyaan publik: sejauh mana pengawasan dan keamanan di kawasan pedesaan masih minim, sehingga mayat bisa ditemukan terurai di area terbuka tanpa diketahui identitasnya selama bertahun-tahun.
Peristiwa itu terjadi pada Senin (06/10/2025) sekitar pukul 16.00 WIB, ketika seorang warga, Heriyawan, sedang beraktivitas di kebunnya di Jalan Runtih RT 006 RW 002. Ia mencium bau menyengat dan menemukan tengkorak serta tulang belulang manusia yang sudah tidak utuh. “Setelah memastikan bahwa itu adalah tulang manusia, saya langsung menghubungi pihak kepolisian,” ujarnya, Selasa (07/10/2025).
Tak lama kemudian, polisi bersama tim medis Puskesmas dan perangkat desa melakukan olah TKP, pemeriksaan awal, dan evakuasi sisa kerangka. Dari pemeriksaan sementara, tulang diduga milik laki-laki, berdasarkan sisa pakaian: baju berkerah warna hitam-merah-putih bermotif garis dan celana biru. Tidak ditemukan identitas atau barang pribadi lain di lokasi.
Polisi menduga korban telah meninggal cukup lama karena kondisi tulang yang sudah terurai. Identitas korban hingga kini masih belum diketahui, dan pihak kepolisian terus bekerja sama dengan tim forensik untuk uji DNA atau pencocokan dengan data orang hilang.
Camat Telaga Antang, Sudar, membenarkan penemuan ini dan mengimbau warga agar tidak berspekulasi. “Benar, ada laporan warga menemukan tulang belulang di kebun sawit. Saat ini sudah ditangani polisi. Kami berharap masyarakat tetap tenang dan tidak membuat asumsi sendiri,” katanya.
Namun, kasus ini sekaligus menimbulkan kritik terhadap aparat keamanan dan pengawasan di wilayah pedesaan. Bagaimana mungkin tulang manusia bisa berada di kebun sawit yang jelas aksesnya terbuka, dan baru ditemukan oleh warga secara kebetulan? Apakah ada kelalaian pihak berwenang dalam melakukan patroli, atau apakah kasus ini terkait tindak pidana yang tidak terdeteksi selama bertahun-tahun?
Hingga kini, tulang belulang sudah dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut, dan polisi masih mendalami kemungkinan adanya unsur pidana dalam kasus ini. Publik tetap menunggu kepastian identitas korban sekaligus kejelasan bagaimana kasus serupa bisa terjadi di wilayah yang seharusnya aman. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan