PALANGKA RAYA – Tim gabungan BBPOM Palangka Raya dan Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Selatan (Barsel) melakukan pemeriksaan pengelolaan obat di Puskesmas Babai dan Bangkuang, Senin (06/10/2025). Meski kegiatan ini diklaim sebagai upaya pengawasan, fakta perjalanan panjang dan persiapan khusus menunjukkan lemahnya sistem pengelolaan obat di daerah terpencil.
Melintasi Sungai Barito, jalur transportasi utama menuju puskesmas, tim menempuh hampir empat jam pulang-pergi dengan speed boat dari pelabuhan Kota Buntok. Kedatangan mereka disambut hangat oleh kepala puskesmas dan petugas pelayanan kefarmasian. Pemeriksaan berlangsung lancar, dengan petugas puskesmas aktif berdiskusi dan menanggapi arahan tim.
Kepala BBPOM Palangka Raya, Ali Yudhi Hartanto, menegaskan pada Senin (06/10/2025), “Pemeriksaan ini penting untuk memastikan obat yang diterima masyarakat di daerah terpencil tetap aman, bermutu, dan sesuai standar. Kami juga berharap petugas puskesmas semakin proaktif dalam pengelolaan sediaan farmasi.” Namun, fakta bahwa inspeksi baru dilakukan melalui kunjungan khusus dari kota menimbulkan pertanyaan serius: mengapa pengawasan rutin tidak berjalan konsisten?
Janji kepala puskesmas untuk menindaklanjuti rekomendasi perbaikan belum menjamin adanya perubahan nyata. Pengawasan berkala, meski diharapkan, tetap bergantung pada kunjungan tim kota, sehingga masyarakat di pelosok DAS Barito tetap berisiko menerima obat yang tidak sesuai standar, dan pelayanan kesehatan mereka rawan terganggu.
Kegiatan ini memang menunjukkan perhatian pemerintah, tetapi sekaligus menyoroti ketergantungan fasilitas kesehatan terpencil pada intervensi sesaat dari kota. Tanpa sistem pengawasan yang berkesinambungan, janji mutu obat di pelosok tetap menjadi pertanyaan publik. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan