Dinkes Samarinda Fokus Jaga Kesehatan Anak dan Relawan

SAMARINDA – Pemerintah Kota Samarinda terus memperkuat upaya peningkatan kesehatan masyarakat melalui berbagai program inovatif. Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Samarinda, Ismed Kosasih, mengungkapkan bahwa pihaknya kini tengah memproses penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) bagi 13 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di berbagai wilayah kota. Langkah ini dilakukan guna memastikan seluruh fasilitas memenuhi standar kebersihan dan kesehatan.

“Kita sudah tangani 13 SLHS, dengan total hampir 400 pemeriksaan bagi tenaga relawan. Ini akan terus kami lakukan pembinaan,” ujar Ismed kepada awak media di Samarinda, Rabu (08/10/2025).

Proses penerbitan SLHS dilakukan secara bertahap dan melibatkan pemeriksaan menyeluruh terhadap fasilitas, air, serta tenaga relawan. “Beberapa persyaratan untuk SPPG yang ingin mengurus izin SLHS salah satunya harus pelatihan, pemeriksaan kesehatan lingkungan, sanitasi air, dan pemeriksaan kesehatan tenaga relawannya,” tambah Ismed.

Ia menjelaskan, pemeriksaan kesehatan bagi relawan menjadi bagian penting untuk mencegah penularan penyakit menular. “Sementara syarat bagi relawan tidak mempunyai penyakit Hepatitis A dan TBC, supaya mencegah terjadinya penyakit menular,” katanya.

Dinas Kesehatan juga membuka layanan langsung bagi pengelola SPPG yang ingin mengurus izin SLHS. “Kalau syarat sudah lengkap, dalam dua minggu sebenarnya izin bisa kami keluarkan,” ujar Ismed. Dengan kemudahan layanan ini, diharapkan lebih banyak pengelola SPPG memenuhi standar higienitas dan keselamatan pangan.

Selain fokus pada SLHS, Dinkes Samarinda juga memperluas program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk anak usia sekolah. Tahun ini, pemeriksaan gula darah (CGD) turut dimasukkan ke dalam paket layanan kesehatan. “CKG pada anak-anak usia sekolah kini dimasukkan pemeriksaan CGD yang dulu tidak ada dan kalau tahun ini tes gula itu dilakukan pada usia anak kelas 7 SMP serta untuk SMA semua untuk menjaring lebih dini,” jelas Ismed usai menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Samarinda, Rabu (08/10/2025).

Kegiatan CKG bekerja sama dengan seluruh puskesmas di kecamatan dan dilaksanakan bertepatan dengan masa penerimaan peserta didik baru. “Biasanya kami sesuaikan dengan momen penerimaan peserta didik baru, dan kegiatan ini dilakukan serentak di seluruh kecamatan,” ucapnya.

Dari hasil pemeriksaan sementara, ditemukan bahwa kadar gula darah pada siswa relatif rendah, namun masalah gigi berlubang masih cukup tinggi, terutama di kalangan siswa SMA kelas 11 dan 12. “Kalau melihat data sejauh ini, CGD cukup rendah ditemukan di kalangan remaja. Tapi yang paling tinggi itu gigi berlobang,” ungkap Ismed.

Keberhasilan berbagai program kesehatan tersebut tidak terlepas dari dukungan lintas sektor, termasuk melalui Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (Pro Bebaya). Program ini terbukti membantu pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB), seperti demam berdarah. “Dalam dua tahun terakhir Dinas Kesehatan sangat terbantu dengan program Pro Bebaya. Contohnya, kasus demam berdarah di daerah lain meningkat, tapi di Samarinda tidak ada KLB demam berdarah,” jelasnya.

Ismed berharap kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan terus diperkuat agar program kesehatan dapat berjalan berkelanjutan. “Dengan deteksi dini dan peran aktif masyarakat, kesehatan anak-anak bisa terus terjaga, dan risiko penyakit serius dapat dicegah sedini mungkin,” katanya. []

Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com