Kail di Telinga, Damkar Serba Bisa

JAKARTA – Peristiwa unik sekaligus memprihatinkan terjadi di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Seorang warga asal Bandung bernama Fulan (20) harus berurusan dengan petugas pemadam kebakaran (Damkar) setelah kail pancing yang digunakannya justru tersangkut di telinga sendiri.

Meski tampak sepele, kejadian ini menyoroti betapa seringnya petugas Damkar di Ibu Kota justru disibukkan dengan urusan nonkebakaran. Dari mengevakuasi cincin yang tersangkut di jari, hewan peliharaan di atap, hingga kali ini menangani kail pancing di telinga.

Kasiops Sudin Gulkarmat Jakarta Utara, Gatot Sulaiman, menjelaskan bahwa insiden itu terjadi pada Kamis (09/10/2025) pukul 21.19 WIB. “Objek kail pancing tersangkut di telinga,” ujarnya kepada wartawan. Ia menambahkan, “Kronologi, di saat ingin memancing ikan, kail pancing tidak sengaja tersangkut di telinga, lalu korban mendatangi pos pemadam Podomoro.”

Ironisnya, untuk menangani kasus sederhana itu, enam personel harus diterjunkan: empat petugas Damkar dan dua anggota AGD. Proses evakuasi berlangsung hanya tiga menit, dimulai pukul 21.27 dan selesai pukul 21.31 WIB. “Sudah dapat diatasi oleh petugas,” kata Gatot.

Namun di balik kisah ringan ini, muncul pertanyaan serius: apakah peran Damkar di Jakarta sudah bergeser menjadi layanan darurat serba guna karena absennya sistem tanggap darurat terpadu? Fakta bahwa setiap insiden kecil yang semestinya bisa ditangani di fasilitas kesehatan atau dengan edukasi keselamatan publik malah berujung pada pengerahan petugas pemadam, menunjukkan minimnya kesadaran keselamatan masyarakat dan tumpang tindihnya fungsi layanan publik.

Peristiwa seperti ini seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah daerah agar memperluas edukasi keselamatan dasar dan mengoptimalkan layanan darurat sesuai fungsinya. Tanpa itu, Damkar bisa terus kewalahan bukan karena api, melainkan karena ketidaktahuan dan kurangnya kesiapsiagaan warga. []

Admin03