JAWA TIMUR – Jalan Raya Surabaya–Malang di Dusun Karangploso, Desa Ngerong, Gempol, Sabtu (11/10/2025) siang berubah menjadi tempat maut. Tiga nyawa melayang setelah sebuah truk wing boks bernopol W 8717 UR kehilangan kendali dan berjalan mundur tak terkendali. Truk yang dikemudikan Handoko Prasetyo (42), warga Gresik, disebut tidak kuat menanjak saat melintas sekitar pukul 13.30 WIB, hingga menghantam tiga sepeda motor di belakangnya.
Menurut Kanit Lantas Polsek Gempol AKP Johanes Hardiono, truk tanpa muatan itu tiba-tiba tak mampu menanjak dan langsung mundur deras di jalan menanjak. “Truk wing boksnya jalan mundur, infonya tidak kuat menanjak. Akhirnya jalan mundur dan menabrak tiga motor di belakangnya,” ujarnya.
Benturan keras tak memberi kesempatan bagi para pengendara motor untuk menghindar. Tiga pengendara tewas di tempat, salah satunya seorang pelajar yang diketahui baru pulang magang atau pendidikan sistem ganda (PSG) dari Desa Ngadimulyo, Kecamatan Sukorejo. Para korban dievakuasi ke RS Bhayangkara Watukosek, Gempol.
Usai kejadian, sopir truk langsung diamankan pihak kepolisian. Unit Gakkum Satlantas Polres Pasuruan bersama Polsek Gempol melakukan olah tempat kejadian perkara. “Faktor penyebabnya belum kami ketahui dan dalam lidik, ditangani Unit Gakkum Satlantas Polres Pasuruan. Itu saja yang bisa saya sampaikan,” kata Hardiono.
Namun, di balik laporan formal itu, muncul pertanyaan besar yang tak boleh diabaikan: mengapa truk tanpa muatan bisa gagal menanjak? Kondisi kendaraan, keterampilan sopir, hingga infrastruktur jalan kembali disorot. Setiap kali tragedi serupa terjadi, publik hanya disuguhi kalimat “penyebab masih dalam penyelidikan”, sementara korban terus bertambah dari waktu ke waktu.
Fakta bahwa salah satu korban adalah pelajar menambah luka mendalam. Di tengah semrawutnya arus kendaraan berat di jalur antar-kota, pelajar yang baru meniti masa depan justru terhenti karena kelalaian dan lemahnya pengawasan keselamatan transportasi. Jalan yang seharusnya menjadi penghubung kehidupan, kembali berubah menjadi liang kematian.
Kecelakaan ini sekali lagi menegaskan bahwa keselamatan di jalan raya bukan sekadar soal nasib, tapi soal pengawasan yang longgar dan tanggung jawab yang terabaikan. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan