Sekoci Karam, Enam Selamat, Satu Hilang Tanpa Jawaban

SAMBAS – Laut Pemangkat, Kabupaten Sambas, Jumat (10/10/2025), kembali menelan korban. Satu anak buah kapal (ABK) bernama Sechali (39), warga Pagerbarang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, dinyatakan hilang setelah sekoci bermesin 18 PK yang ditumpanginya bersama enam ABK lainnya terbalik diterjang gelombang. Enam rekannya berhasil selamat, namun hingga kini upaya pencarian korban hilang belum membuahkan hasil.

Insiden yang terjadi sekitar pukul 13.30 WIB itu seolah menegaskan betapa lemahnya pengawasan keselamatan pelayaran di wilayah pesisir Kalimantan Barat. Kapal-kapal kecil kerap berlayar tanpa perlindungan memadai, sementara standar keselamatan seolah hanya formalitas di atas kertas.

Menurut Komandan Pos SAR Sintete, Zulhijah, pencarian dilakukan sejak hari pertama hingga hari kedua, namun korban belum ditemukan. “Untuk upaya tim SAR gabungan melakukan pencarian dari hari pertama sampai hari kedua ini, hingga sore belum berhasil menemukan korban,” ujarnya pada Sabtu (11/10/2025).

Zulhijah menjelaskan, tim SAR menyisir permukaan laut menggunakan satu unit perahu karet, kapal Catamaran 505 Bakamla Pemangkat, dan kapal Napoleon Satwas PSDKP Sambas, dibantu beberapa kapal nelayan. “Kita melakukan pencarian penyisiran di atas permukaan air, dan alat yang kita gunakan itu satu unit perahu karet, satu unit kapal Catamaran 505 Bakamla, terus dari kapal Napoleon dari Satwas PSDKP Sambas,” tambahnya.

Namun, di balik giat pencarian tersebut, muncul pertanyaan besar: mengapa sekoci dengan kapasitas mesin kecil tetap beroperasi di tengah gelombang tinggi tanpa pengawasan? Apakah pemilik kapal abai terhadap keselamatan ABK, atau otoritas pelabuhan lengah mengawasi keberangkatan?

Kronologi awal menyebutkan, tujuh ABK tersebut berangkat dari dermaga Penjajab menuju kapal induk dengan menggunakan sekoci kecil. Di tengah perjalanan, perahu mengalami oleng dan terbalik. “Sekoci dengan mesin 18 PK di perjalanan mereka mengalami oleng, terus speednya terbalik dan tenggelam kemudian yang 6 orang ABK selamat dan satu orangnya tenggelam sampai saat ini masih dilakukan pencarian,” kata Zulhijah lagi.

Nama-nama korban selamat telah dirilis, seluruhnya ABK kapal KM Fortune 8888 yang berasal dari berbagai daerah di Kepulauan Riau. Mereka adalah Akai, Gor Saputra, Supriadi, Juliadi, Nurman, dan Gunawan.

Peristiwa ini menambah panjang daftar kecelakaan laut di Kalimantan Barat yang hampir setiap tahun menelan korban. Ironisnya, penyebabnya hampir selalu sama: cuaca buruk, kelalaian, dan lemahnya pengawasan. Sementara itu, pihak terkait masih sibuk menyusun laporan tanpa solusi nyata untuk menjamin keselamatan pelaut kecil di perairan perbatasan.

Keluarga Sechali di Tegal kini menunggu kabar dengan harap cemas. Namun, di tengah pencarian yang belum berhasil, publik kembali menuntut jawaban: berapa banyak nyawa lagi harus hilang sebelum keselamatan laut benar-benar dijaga dengan serius? []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com